Penyuluh Pertanian Timor Leste Dapat Pembekalan Pengendalian Hama Ulat Grayak
POS-KUPANG.COM, DILI – Sebanyak 35 penyuluh pertanian Timor Leste mendapat pembekalan untuk melakukan pengendalian hama Ulat Grayak.
Pembekalan diberikan dalam kegiatan "Pelatihan Pengendalian Hama Ulat Grayak (Training On Fall Armyworm Control)" yang digelar di INPA Maubara, Liquisa, Timor Leste, pada 28 Juli hingga 2 Agustus 2025.
Adapun pembekalan itu merupakan inisiatif dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Dili untuk mendukung upaya pencegahan dan pengendalian hama ulat grayak (lakataru makerek) yang merusak tanaman jagung.
Pembekalan itu juga menjadi bagian dari pengutan kerja sama Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Timor Leste.
Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Sekretaris Negara Bidang Perikanan Timor Leste, Domingos da Conceição, pada 28 Juli 2025. Dalam sambutannya, Domingos menyampaikan apresiasinya terhadap kerja sama ini, mengingat jagung adalah makanan pokok masyarakat Timor Leste.
"Ancaman dari ulat grayak bukan hanya berdampak pada hasil panen, tetapi juga mengancam gizi dan mata pencaharian petani dan keluarganya di pedesaan," ujar Domingos.
Sebagai informasi, ulat grayak merupakan hama utama tanaman yang bersifat polifag dengan spektrum tanaman inang yang sangat luas dan memiliki kemampuan adaptasi, mobilitas serta kemampuan menjadi resisten yang tinggi. Tanaman inangnya sangat beragam, seperti tembakau, kacang tanah, cabai, bawang, jarak, kubis, tanaman serat, sayuran dan tanaman hias.
Perwakilan KBRI Dili, Banga Malewa, menyebut bahwa pelatihan ini adalah wujud nyata komitmen Indonesia dalam mendukung sektor pertanian di Timor Leste, yang merupakan salah satu sektor prioritas.
Baca juga: Timor Leste jadi Negara ke-47 Terima Sertifikat Bebas Malaria dari WHO
"Melalui kegiatan ini, kami berharap kerja sama Indonesia dan Timor Leste akan semakin konkret dan berdampak pada pembangunan pertanian di kedua negara," kata Ibu Banga.
Dalam mendukung kegiatan tersebut, Kementerian Pertanian Republik Indonesia bekerjasama dengan Kementerian Pertanian Timor Leste mengundang narasumber dari Universitas Gadjah Mada, BBPP Lembang, BBPP Kupang, Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan.
Sementara itu, para peserta terdiri dari 35 Penyuluh Pertanian yang berasal dari Distrik Manatuto, Liquisa, Bobonaro, Ainaro, Aileu, Ermera, Manufahi, Lautem, Covalima, Viqueque dan Staff Departemen Perlindungan Tanaman, Staff Direksi Karantina, Staff Departamen Perbenihan dan Staff Departamen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Negara Republik Demokrasi Timor Leste.
Para peserta dibekali materi secara klasikal dan praktik lapangan, dengan fokus pada sistem Pengelolaan Hama Terpadu (PHT). Pengendalian hama ini mengedepankan pemanfaatan musuh alami dan pestisida nabati. Namun, peserta juga diajarkan teknik identifikasi, pengamatan, dan analisis intensitas serangan hama untuk mengambil keputusan yang tepat.
Jika intensitas serangan hama ulat grayak telah mencapai ambang ekonomi, penggunaan insektisida kimia selektif menjadi alternatif terakhir. Pendekatan ini bertujuan untuk meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan sambil tetap efektif dalam mengendalikan hama.
Diharapkan, dengan bekal ilmu dan keterampilan yang diperoleh, para penyuluh pertanian di Timor Leste dapat menerapkan strategi pengendalian hama yang efektif. Hal ini tidak hanya akan meningkatkan produktivitas jagung, tetapi juga memperkuat ketahanan pangan nasional di Timor Leste. (*)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS