NTT Terkini

Fraksi Amanat-Sejahtrea DPRD NTT Minta Pemprov Perjelas Skema Dana Rumah Layak Huni di NTT

Penulis: Irfan Hoi
Editor: Apolonia Matilde
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

JURU BICARA - Juru Bicara Fraksi Amanat-Sejahtera DPRD NTT Rambu K. A Praing saat membacakan pandangan umum fraksi.

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi

 

POS-KUPANG.COM, KUPANG  - Pemprov NTT diminta untuk memperjelas skema dana rumah layak huni (RLH) bagi warga. Fraksi Amanat-Sejahtera DPRD NTT pada pandangan umumnya yang dibacakan secara khusus dalam Rapat Paripurna, Selasa (20/5/2025),  meminta Pemprov NTT menjelaskan secara rinci terkait skema pendanaan pembangunan rumah bantuan itu. 

Juru bicara Fraksi Amanat-Sejahtera, Rambu KA Praing, menyebut fraksi mengapresiasi political will pemerintah soal pembangunan jutaan rumah layak huni untuk masyarakat Provinsi NTT.

Namun, Rambu menyebut Pemerintah Provinsi NTT harus wajib menjelaskan lebih rinci tentang rencana dan sumber pendanaan yang terukur.

Dia menyebut, salah satu faktor yang berkontribusi terhadap tingginya tingkat kemiskinan di NTT karena masih banyak warga yang tinggal di rumah yang tidak layak huni.

"Mereka tinggal di rumah lantai tanah, masih dengan bebak dan pelupu, belum memiliki atap seng, tidak mendapatkan pelayanan air minum bersih, tinggal daerah kumuh yang tidak memiliki tempat sampah dan drainase yang memadai," katanya. 

Fraksi juga mendukung langkah Pemprov NTT menyukseskan program nasional swasembada pangan sebagaimana visi Presiden RI, Prabowo Subianto, menuju Indonesia Emas 2045.

Terwujudnya swasembada pangan adalah kemampuan Provinsi NTT memenuhi semua kebutuhan pangan rakyat, baik secara kuantitatif maupun kualitatif tanpa impor pangan dari luar.

"Bila hal ini tercapai maka secara faktual untuk memenuhi kebutuhan pangan rakyat NTT kita tidak perlu impor lagi beras dari Sulawesi, impor lagi bawang, cabai, kentang, wortel dari Bima dan Lombok, kita tidak perlu impor garam, kerupuk dari Jawa dan daerah lain," ujarnya.

Meski demikian, kata Rambu, Fraksi mengingatkan berbagai tantangan di lapangan, seperti terbatasnya lahan produktif akibat rendahnya curah hujan.

Selain itu, minimnya saluran irigasi dan jaringan yang tidak terawat, dampak perubahan iklim dan bencana alam, serta kurangnya teknologi dan inovasi di sektor pertanian.

"Cuaca sangat tidak menentu, karena perubahan iklim global (global climate change) yang sangat berpengaruh terhadap pola tanam, produktifitas dan kualitas hasil pertanian," katanya.

Bencana alam seperti banjir dan kekeringan ekstrim yang semakin sering terjadi pasti sangat mengancam produksi pangan di NTT. (fan) 

 

Ikuti berita POS-KUPANG.COM lain di GOOGLE NEWS

Berita Terkini