Liputan Khusus

LIPSUS: Bertemu 1,5 Jam Megawati Beri Wejangan ke Prabowo Terkait Situasi Ekonomi Global

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PERTEMUAN - Presiden Prabowo Subianto dan Ketua Umum PDIP Megawati bertemu di kediaman Megawati, Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (7/4/2025) malam.

POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Presiden Prabowo Subianto dikabarkan telah bertemu dengan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri.

Pertemuan dua tokoh bangsa tersebut berlangsung di kediaman Megawati di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat. 

Dari pantauan di kediaman Megawati pada Senin (7/4) malam, terlihat mobil MPV3 Garuda Limosin berwarna putih yang biasa digunakan Prabowo untuk beraktivitas atau mobil dinas yang terlihat keluar dari kediaman Megawati. Saat keluar, mobil tersebut juga terlihat diikuti oleh beberapa Paspampres yang mengawal.

Tidak lama dari penampakan Maung itu, tampak mobil Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad juga keluar dari rumah Megawati.

Baca juga: LIPSUS: Gubernur Melki Menangis, Ribuan Umat Hadiri Pemakaman Uskup Petrus Turang

Saat dikonfirmasi terkait kehadirannya di sana, Dasco hanya membuka kaca dan melempar senyum ke wartawan.

Terlihat di dalam mobil, Dasco didampingi oleh Ketua MPR RI Ahmad Muzani dan Sekretaris Kabinet Letkol Teddy Indra Wijaya di bagian depan mobil.

Baik Dasco, Teddy atau Muzani hanya melempar senyum dan tidak membuat pernyataan saat ditanya apakah ada pertemuan dengan Megawati antara Prabowo. "Sudah ya, sudah," ucap Dasco sambil tersenyum dan menutup kaca mobil.

PERTEMUAN - Presiden Prabowo Subianto dan Ketua Umum PDIP Megawati bertemu di kediaman Megawati, Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (7/4/2025) malam. (TRIBUNNEWS.COM/HO)

Prabowo sendiri saat ditemui usai acara Sarasehan Ekonomi di Menara Mandiri, Jakarta Pusat, Selasa (8/4) sore, memilih bungkam dan terlihat enggan menanggapi pertanyaan awak media mengenai kabar pertemuannya dengan Megawati. Dia hanya menyinggung diskusi dalam acara sarasehan tersebut.

"Sudah dengar semua kan ya tadi live kan ya," ujar Prabowo.

Awak media kemudian kembali bertanya mengenai kabar Prabowo mendatangi rumah Megawati pada Senin (7/4) malam. Namun mantan Menteri Pertahanan RI itu kembali tak mau menjawab.

"Pertemuan dengan Bu Mega gimana pak? Bu Mega kemarin bilang apa aja?" tanya awak media. "Udah ya oke," jawab Prabowo.

Prabowo lantas hanya meminta maaf kepada awak media dalam momentum usai lebaran. "Mohon maaf lahir batin ya," ucap Prabowo sembari menuju lift.

Di sisi lain sumber Tribunnews dari pihak PDIP membenarkan adanya pertemuan tersebut.

"Pertemuan memang terjadi. Cepat sekali kalian tahu soal pertemuan itu," ujar sumber tersebut. Sumber tersebut mengatakan keterangan resmi akan disampaikan oleh juru bicara (jubir) PDIP, Ahmad Basarah. 

Dari informasi yang dihimpun Tribunnews, Prabowo dan Megawati bertemu selama sekitar 1,5 jam. Dalam pertemuan itu, Megawati didampingi putrinya, Puan Maharani dan Ahmad Basarah.

Baca juga: FEATURE: Minyak Tanah Langka di Sikka Pedagang Jual dari Rp 7.000 hingga Rp 10.000 Per Liter

Adapun Basarah sendiri hingga kemarin belum bisa dikonfirmasi terkait pertemuan antara Megawati dan Prabowo itu. 

Adapun Puan Maharani sebelumnya sempat mengungkap pertemuan antara Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dengan Presiden Prabowo Subianto akan dipercepat. Rencananya setelah momen libur Lebaran 2025.

"Jadi setelah lebaran ini setelah libur lebaran pasti ada pertemuan secepatnya," ujar Puan di Kompleks Widya Chandra, Jakarta, Rabu (2/4).


Beri Masukkan

Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani mengungkapkan PDI Perjuangan tetap berada di luar pemerintahan Presiden Prabowo Subianto meski Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri telah bertemu Prabowo pada Senin (7/4) malam. 

Ahmad Muzani  menuturkan, dalam pertemuan itu, Megawati berpesan bahwa PDI-P dapat menjadi instrumen untuk memperkuat pemerintahan, tetapi tidak menjadi anggota koalisi pendukung pemerintah. 

“Ibu Mega mengharapkan agar masa kepresidenan Pak Prabowo yang telah dilantik pada tanggal 20 Oktober 2024 bisa efektif untuk kebaikan dan kesejahteraan rakyat,” ujar Ahmad Muzani saat ditemui di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (9/4). 

“Karena itu, jika dianggap perlu silahkan menggunakan PDI-P sebagai instrumen yang juga bisa digunakan untuk memperkuat pemerintahan, tetapi tidak dalam posisi koalisi,” ujar Ahmad Muzani .

Baca juga: LIPSUS: Selamat Jalan Mgr. Petrus Turang Hari Ini Tujuh Uskup Hadiri Pemakaman 

Menurut Ahmad Muzani , pernyataan Megawati tersebut menegaskan bahwa PDI-P menaruh harapan besar kepada Prabowo agar tetap terus mengedepankan kepentingan rakyat dalam menjalankan pemerintahan.

“Jadi pada prinsipnya Ibu Megawati tetap berharap agar masa kepresidenan Pak Prabowo bisa efektif. Sebagai Kepala Pemerintahan dan Kepala Negara menggunakan kekuatannya untuk kepentingan rakyat dan bangsa,” kata Ketua MPR itu.

Muzani juga mengungkapkan, Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri memberikan sejumlah wejangan saat bertemu empat mata tersebut.. 

“Ibu Megawati lebih banyak berbicara tentang pengalaman beliau sebagai Presiden ketika menghadapi situasi yang tidak gampang dalam pemulihan ekonomi nasional,” ujar Ahmad Muzani . 

Menurut Ahmad Muzani , Megawati memberikan pandangan dan membagikan pengalamannya ketika memimpin negara, karena Prabowo menyinggung berbagai tantangan global yang saat ini mencuat. 

Satunya di antaranya adalah kebijakan tarif impor yang baru diberlakukan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.Kebijakan tersebut tidak hanya berdampak bagi Indonesia, tetapi juga banyak negara lain.

Baca juga: LIPSUS: Uskup Emeritus Keuskupan Agung Kupang Mgr. Petrus Turang Mengabdi untuk Rakyat Kecil

“Ibu Megawati menyampaikan pengalamannya melakukan pemulihan ekonomi nasional yang ketika itu juga tidak gampang, dan Pak Prabowo sangat memperhatikan berbagai pandangan pengalaman yang pernah dilakukan oleh Ibu Megawati,” kata Ahmad Muzani .

Dalam pertemuan yang berlangsung hampir dua jam itu, Megawati dan Prabowo bersepakat tantangan ekonomi ini harus dijadikan momentum untuk mendorong kebangkitan produk-produk dalam negeri. 

Dengan demikian, kedua tokoh bangsa ini berharap agar produk-produk dalam negeri tak terkalahkan oleh barang impor dan bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri.

“Keduanya juga sepakat bahwa ini harus dijadikan momentum untuk melakukan kebangkitan bagi produk-produk Indonesia, karena menggunakan produk impor itu barangkali juga akan makin mahal. Maka hanya produk-produk tertentu saja yang mungkin akan terus dilakukan impor,” tutur Ahmad Muzani . 

“Inilah waktunya produk Indonesia menjadi tuan rumah di negeri Indonesia. Maka cintailah produk-produk Indonesia,” ujar Ahmad Muzani . 

TIDAK ADA – Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani menandaskan bahwa tak akan ada masa transisi kalau Prabowo jadi presiden. Karena yang akan dilakukan adalah melanjutkan yang sudah dilaksanakan Presiden Jokowi selama ini. (KOLASE/POS-KUPANG.COM)

Sebagai informasi, Presiden AS Donald Trump mengumumkan kebijakan tarif terbaru pada 2 April 2025.

Trump menerapkan tarif minimal 10 persen terhadap semua impor barang dari seluruh dunia, dan Indonesia dikenakan tarif impor sebesar 32 persen.

Sementara itu, tarif resiprokal yang dikenakan AS terhadap negara-negara ASEAN bervariasi: Malaysia dan Brunei Darussalam 24 persen, Filipina 17 persen, Singapura 10 persen, Kamboja 49 persen, Laos 48 persen, Vietnam 46 persen, Myanmar 44 persen, dan Thailand 36 persen.

Baca juga: Wisata, Simbol Cinta di Pantai Oesosole Akses Jalan Masih Buruk 

Ketua Harian Partai Gerindra sekaligus Wakil Ketua DPR RI. Sufmi Dasco Ahmad mengatakan, kunjungan tersebut dilakukan Prabowo dalam rangka silaturahmi di tengah momentum Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah. 

Sufmi Dasco Ahmad  menyebutkan, salah satu topik yang dibicarakan kedua tokoh tersebut adalah upaya pemerintah dalam menghadapi situasi global. Ia mengatakan, Megawati berbagi pengalamannya ketika mengatasi krisis yang terjadi di Indonesia pada masa kepemimpinannya. 

“Ya sebenarnya kan lebih bagaimana menghadapi situasi global yang pada saat ini juga banyak menimpa negara-negara lain dan kedua tokoh saling bertukar pikiran dan juga bertukar pengalaman,” kata Sufmi Dasco Ahmad . 

“Apalagi Ibu Megawati kan berpengalaman juga memimpin Indonesia di waktu yang lalu juga menghadapi saat-saat yang kurang lebih juga ada masa-masa krisis,” ujar Sufmi Dasco Ahmad .

Wakil Ketua DPR RI sekaligus Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (17/1/2025). (KOMPAS.COM/RAHEL)

Sufmi Dasco Ahmad  mengaku tidak tahu secara pasti topik perbincangan yang dibahas antara Prabowo dan Megawati ketika berbincang empat mata.Ia juga mengaku tidak tahu apakan perbincangan mereka turut membahas peluang PDIP bergabung dengan Kabinet Merah Putih.

"Saya enggak tahu, karena itu pertemuannya lebih banyak empat mata ya," ujar Sufmi Dasco Ahmad .

Terpisah, politikus PDIP, Guntur Romli mengatakan dalam perbincangan empat mata itu  Megawati dan Prabowo berkomitmen untuk terus menjalin komunikasi dan koordinasi, terkait hal yang menyangkut kepentingan-kepentingan strategis nasional dan internasional yang akan berdampak kepada nasib rakyat dan masa depan bangsa.

"Ibu Megawati dan Presiden Prabowo melangsungkan pembicaraan empat mata selama sekitar 1,5 jam," kata Guntur Romli seperti dikutip dari Antara, Rabu (9/4).

Sufmi Dasco Ahmad  mengungkap Prabowo juga ditemani sejumlah pejabat Kabinet Merah Putih dan petinggi Gerindra ketika bertamu ke rumah Megawati awal pekan ini. Bahkan, Dasco menyebut mayoritas tokoh yang turut hadir dalam pertemuan selama 1,5 jam itu adalah mereka yang menduduki jabatan di Kabinet Merah Putih.

Baca juga: Alasan Ketua DPRD NTT Emi Nomleni Sebut Uskup Petrus Turang Adalah Bapaknya

"Semalam ada ditemenin oleh (Menlu) Pak Sugiono, ditemenin oleh (Sekjen Gerindra yang juga Wakil Ketua MPR) Pak Ahmad Muzani, (Mensesneg) Pak Prasetyo Hadi, (Seskab) Letkol Teddy, (Kepala BPPIK) Pak Aries Marsudiyanto," kata Sufmi Dasco Ahmad .

Sufmi Dasco Ahmad  tak merinci tokoh atau kader PDIP yang turut hadir dalam pertemuan malam itu. Namun, ia menyebut Menko Polkam Budi Gunawan juga berada di Teuku Umar ketika pertemuan itu berlangsung.

"Di sana ditemenin Pak Budi Gunawan dan beberapa yang lain," ujar Sufmi Dasco Ahmad .

Meski ramai pejabat Kabinet Merah Putih yang hadir, Dasco membantah pertemuan itu juga sebagai silaturahmi kabinet dengan Megawati. "Enggak, kebetulan aja itu abis rapat kemarin itu, saya juga tiba-tiba kok diajak," ujar dia. 

Khawatir Masuk Koalisi

Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI) Djayadi Hanan khawatir pertemuan Presiden Prabowo Subianto dan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri dapat berujung pada masuknya PDI-P ke koalisi partai politik pendukung pemerintahan Prabowo. 

Djayadi menyatakan, jika PDI-P bergabung ke koalisi pemerintah, konstelasi demokrasi di Indonesia menjadi tidak imbang karena seluruh partai politik berada di pihak pemerintah. 

"Tapi itu berdampak buruk untuk jangka panjang, demokrasi menjadi tidak imbang, pemerintahan menjadi seperti pemerintahan satu partai yang super gemuk," kata Djayadi saat dihubungi Kompas.com, Rabu (9/4). 

Menurut dia, jika hal itu terjadi, kelompok masyarakat sipil yang kritis terhadap pemerintah kehilangan mitra untuk mengontrol jalannya pemerintahan. 

Baca juga: Kisah Uskup Larantuka Mgr Kopong Kung dengan Uskup Emeritus Mgr. Petrus Turang

"Kelompok kritis di masyarakat dan khususnya civil society serta media kehilangan partner yang bersuara kritis untuk mengontrol pemerintahan. Kualitas pemerintahan kita akan melemah," kata Djayadi.
Kendati demikian, ia yakin Megawati tetap membawa PDI-P sebagai kekuatan penyeimbang karena banyak pihak di internal PDI-P yang ingin menjadi oposisi. 

Di sisi lain, Djayadi menilai pertemuan Megawati dan Prabowo sebagai upaya menjaga hubungan baik antara kedua tokoh bangsa tersebut. 

"Jadi sebetulnya pertemuan itu penting dan wajar belaka karena keduanya punya peran penting dalam pemerintahan dan dalam politik," kata dia. (tribun network/rhm/igm/yud/dod)

Untuk Kepentingan Bangsa

Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar Muhammad Sarmuji mengatakan titik temu dari pertemuan antara Presiden RI Prabowo Subianto dan presiden ke-5 Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri ialah kepentingan bangsa.

"Sebagai tokoh bangsa titik temunya adalah kepentingan bangsa, ya. Jadi, perbedaan apa pun, beda perspektif seperti apa pun itu, asalkan tujuannya untuk bangsa dan negara pasti ada titik temunya," kata Muhammad Sarmuji  kepada wartawan di Jakarta, Selasa (8/4).

Muhammad Sarmuji  menyebut kepentingan bangsa itu ialah bagaimana menjaga kondusivitas tanah air dari berbagai tantangan, baik dalam negeri maupun luar negeri.

Baca juga: Lipsus: Wakil Bupati Sikka Simon Subandi Supriadi Terjang Banjir Rob

"Bukan hanya tantangan di dalam negeri, persoalan-persoalan dalam negeri, melainkan juga persoalan global yang saat ini memang sedang tidak baik-baik saja," ucap Muhammad Sarmuji .

Politikus itu lantas mencontohkan tantangan kekinian yang dihadapi Indonesia saat ini adalah bagaimana menyikapi kebijakan tarif resiprokal Amerika Serikat (AS) di bawah kepemimpinan Presiden AS Donald Trump.

"Perang tarif antara negara-negara besar, dan Indonesia juga kena imbasnya perang tarif Amerika, termasuk juga perang tarif Amerika dan Tiongkok itu bisa membawa dampak yang signifikan bagi bangsa ini," ujar Muhammad Sarmuji .

Untuk itu, dia menekankan stabilitas yang baik di Tanah Air dalam menghadapi berbagai persoalan tersebut dengan cara pandang yang sama.

Baca juga: Kisah Perkenalan Uskup Emeritus Mgr Petrus Turang  dengan Pendeta Emy Sahertian

Terkait dengan ajakan PDI Perjuangan untuk bergabung dalam koalisi pemerintahan, dia mengatakan bahwa partainya menyerahkan hal tersebut kepada Presiden Prabowo Subianto.

"Kalau itu tergantung Presiden aja. Kami loyal kepada Presiden. Presiden bagaimana memandang perlu tidaknya masuk kabinet, monggo saja penilaian Presiden seperti apa karena di luar atau di dalam itu sama-sama baik," kata Muhammad Sarmuji .

KAGET – Sekjen Partai Golkar, Muhammad Sarmuji kaget ketika tahu bahwa Ridwan Kamil – Suswono batal mendaftarkan gugatan atas hasil pilkada ke Mahkamah Konstitusi. (ISTIMEWA/POS-KUPANG.COM)

Sekjen Partai Golkar itu lantas berkata, "Di dalam bisa berkontribusi langsung, tetapi di luar juga bisa memberikan konsepsi banding dan bisa memberi kontrol yang dampaknya juga akan baik."

Terlepas dari hal tersebut, dia memandang pertemuan Prabowo dengan Megawati sebagai bentuk silaturahmi yang membawa energi positif demi kemajuan bangsa.

Baca juga: LIPSUS : Mantan Bupati TTU Tewas Tenggelam Saat Mancing di Perairan Oebubun, Desa Oepuah, TTU

Ia menilai Prabowo yang beriktikad menemui Megawati di kediamannya sehingga terjadi pertemuan kedua tokoh bangsa itu menunjukkan kerendahan hati seorang presiden.

"Biasanya Presiden yang disowani, tetapi Pak Prabowo mau berkunjung silaturahmi ke rumah Bu Mega. Mungkin Bu Mega lebih tua dari sisi umur dan pernah menjadi Presiden Indonesia juga. Jadi, itu mencerminkan kerendahan hati beliau," ucap Muhammad Sarmuji . (ant)


News Analysis : Tidak Happy

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia 
Adi Prayitno

Saya menilai bila kabar pertemuan antara Prabowo dan Megawati benar terjadi, itu menunjukkan adanya kerja sama politik antara PDIP dan Partai Gerindra. 

Menurut saya, pertemuan keduanya itu juga mempertegas hubungan antara Megawati dan Prabowo sebagai sahabat lama yang kini dapat bekerja sama secara politik. 

Pertemuan yang diduga dilakukan secara tertutup merupakan langkah untuk menjaga perasaan pendukung Prabowo yang belum sepenuhnya menerima PDIP bergabung dalam pemerintahan. 

BUANG HANDUK – Adi Prayitno menilai Surya Paloh telah membuang handuk dan mengakui pasangan Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka sebagai calon terpilih pada Pilpres 2024, ketika ia bertemu Presiden Jokowi pada Minggu 18 Februari 2024. (ISTIMEWA/POS-KUPANG.COM)

Pertemuan itu juga membuat beberapa pihak yang tidak happy, yaitu pihak Solo. Pihak Solo  yang dimaksud adalah Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi). 

Banyak pihak yang mengatakan bahwa salah satu pihak yang mungkin tidak happy dan tidak menerima jika PDIP menjadi bagian dari Prabowo adalah pihak Solo. 

Baca juga: LIPSUS: Pemprov NTT Siapkan Tiket Gratis untuk Peziarah Semana Santa Larantuka

Jadi wajar kalau kemudian dilakukan secara tertutup dan kemudian tidak ada yang memastikan bahwa tadi malam itu sudah terjadi pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Dukungan PDIP terhadap sejumlah kebijakan pemerintahan Prabowo menjadi indikator kuat adanya kerja sama tersebut. Contohnya dukungan terhadap kebijakan makan bergizi gratis (MBG), penundaan kenaikan tarif pajak, serta revisi Undang-Undang TNI. 

Saya kira PDIP menjadi partai politik paling terdepan yang memberikan dukungan politiknya ke Prabowo.(tribun network/mam/dod)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Berita Terkini