TTS Terkini

Pelayanan di Posko Bencana Kuatae, Pengungsi Senang

Editor: Eflin Rote
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Marince Benu (61) pengungsi Kuatae yang sedang duduk di depan Gor Nekmese saat ditemui POS-KUPANG.COM, Senin (7/4/2025)

Laporan reporter POS-KUPANG.COM, Maria Vianey Gunu Gokok

POS-KUPANG.COM, SOE - Memasuki pekan ketiga, pengungsi di Posko Bencana Tanah Longsor Desa Kuatae, Kecamatan Kota Soe, merasa senang dengan pelayanan di posko.

Hal ini diutarakan Marince Benu (61) seorang ibu rumah tangga yang mengungsi bersama suaminya akibat bencana tanah longsor, (22/3/2025) lalu.

Marince mengatakan, ia dan suaminya merasa cukup selama di pengungsian. Pasalnya mereka hanya akan makan dan tidur. Sedangkan kebutuhan lainnya juga telah tersedia.

"Kami macam bos saja, tiap hari makan tidur, makan tidur, begitu terus. Tapi tetap jenuh karena aktvitas lain tidak ada. Kalau dirumah bisa tasibuk (sibuk) kiri kanan," jelas Marince.

Sambil mengunyah siri pinang, Marince membagikan kronologi bagaimana dirinya dan suami harus mengungsi.

"Awalnya itu hanya 10 rumah. Habis itu kami juga kena. Rumah hancur, tapi Puji Tuhan kejadian pas sudah menjelang pagi. Mereka pukul tiang listrik dan kami bangun semua," jelasnya dengan bibir yang sudah merah.

Ia mengatakan ia dan suami merasa tidak memikirkan hal-hal yang negatif, dan mensyukuri kebaikan orang yang memberikan bantuan, dan pemerintah yang memperhatikan mereka hingga hari ini.

Hal serupa di sampaikan Yumina Selan (60), seorang pensiunan guru yang juga pengungsi di Posko Bencana Kuatae, di Gor Nekmese, Kobele, Kota Soe.

Saat sedang merajut di kamarnya, ia seperti tengah liburan dan menikmati masa pensiunnya. Ia yang mengungsi sendirian karena suami dan anaknya menginap di rumah saudara.

"Kita harus hargai usaha pemerintah. Sudah siapkan tempat ini, jadi biar mereka disana saya yang disini. Nanti mereka jemput pergi mandi dan antar kembali," jelas Yumina.

Yumina menjelaskan anaknya sempat protes dan tidak mau mengungsi, tetapi ia meyakinkan anaknya terkait dampak jangka panjang jika tidal mengungsi.

Baca juga: Kepala Bidang P2P Dinkes TTS Elis Pah Sebut Kondisi Kesehatan Pengungsi Desa Kuatae Berangsur Stabil

"Saya pikir ke depan kaka, saya jelaskan ke anak saya, kalau kita keras kepala kedepan ada apa-apa orang tidak peduli lagi," jelasnya.

Kondisi rumahnya yang terdampak bencana mengharuskan mereka mengungsi dan semua barang-barang mereka sudah di pindahkan. Kini barang tersebut dititipkan di keluarga.

"Tidak ada yang mau bencana kaka. Tapi banyak yang sayang kami. Saya hanya berdoa supaya rumah tangga mereka diberkati dan biar Tuhan yang balas," harap Yumina.

Keseharian Yumina selama di posko adalah merajut. Sebelumnya, bahan rajut ia peroleh dari Panti Asuhan Pondok Karya Timor - Soe, yang sempat mengisi kegiatan untuk trauma healing dan kerajinan tangan bagi anak-anak pengungsian. (any)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Berita Terkini