Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Maria V Gunu Gokok
POS-KUPANG.COM, SOE - "Kami dari panti asuhan secara materi terbatas, tetapi kami punya sedikit keahlian. Kami bisa bagi untuk anak-anak di sini. Mungkin untuk obat trauma akibat bencana atau bisa sebagai usaha kecil-kecilan.”
SUDAH dua minggu korban bencana tanah longsor di Desa Kuatae, Kecamatan Kota Soe, Timor Tengah Selatan mengungsi.
Mereka belum bisa kembali dari lokasi pengungsian karena kondisi di desa tersebut masih rawan.
Untuk mengatasi trauma, anak-anak yang mendiami posko bencana terus diberdayakan, di antaranya dilakukan Panti Asuhan Pondok Karya Timor - SoE.
Sejak 31 Maret 2025 hingga tanggal 2 April 2025, anak-anak diajarkan kerajinan tangan yang bisa langsung dijual.
Tidak hanya untuk mengisi waktu selama di pengungsian, anak-anak bisa mendapat keahlian baru.
Anak-anak dilatih membuat gantungan kunci dan gelang. Bahan-bahan disediakan petugas Panti Pondok Karya Timor.
Baca juga: Ketua DPRD TTS Ajak Masyarakat Bahu Membahu Bantu Desa Kuatae
Anak-anak tersebut diajarkan hingga fasih membuat kerajinan, baik itu gelang maupun gantungan kunci.
Manuel Makandoloe, Pengelolah Panti Asuhan Pondok Karya Timor - SoE, bersama istrinya Antonia Makandoloe- Koi dan empat rekannya, memperoleh izin dari penanggung jawab posko bencana Kuatae untuk mendampingi anak-anak pengungsi.
"Kami dari panti asuhan, tentu secara materi kami terbatas, tetapi kami punya sedikit keahlian. Kami bisa bagi untuk anak-anak di sini. Mungkin untuk obat trauma akibat bencana atau bisa sebagai usaha kecil-kecilan," jelas Antonia.
Manuel Makandoleo menambahkan, untuk kerajinan ini dapat menjadi ide usaha dan menghasilkan. Ia menerangkan pada Selasa (1/4) ada yang datang ke GOR, melihat hasil kerajinan tangan anak di sini dan membelinya.
Dikatakan, timnya berencana mendampingi hanya satu hari, namun melihat antusias anak-anak dan dukungan dari pihak pengelolah posko bencana ini, kegiatan yang berlanjut hingga tiga hari.
Baca juga: Tanah Longsor di Desa Kuatae TTS, Emy Nomleni Minta Warga Direlokasi
"Kami sudah dari Senin kaka, tapi kalau anak-anak masih mau belajar, mungkin kami bisa lanjut lagi," Manuel Makandoloe.
Awalnya sambung Antonia Makandoloe, mereka berkunjung ke posko bencana longsor Kuatae di Gor Nekmese untuk berdayakan anak agar melupakan bencana. Namun ada tujuan lain yang muncul, yaitu pelatihan usaha sederhana dan menambah keakraban.