Rumah sakit kewalahan
Badan-badan PBB melaporkan, rumah sakit setempat kewalahan menangani korban. Upaya penyelamatan juga terhambat oleh rusaknya infrastruktur dan konflik bersenjata yang terus berlangsung.
Pemberontak di Myanmar bahkan menuduh militer tetap melancarkan serangan udara setelah gempa terjadi.
Namun, pada Selasa (1/4/2025), sebuah aliansi pemberontak utama mengumumkan gencatan senjata sepihak guna mendukung operasi penyelamatan dan bantuan.
Sejak kudeta militer pada 2021, Myanmar terus dilanda kekacauan. Militer menghadapi perlawanan bersenjata dari kelompok-kelompok oposisi, sedangkan tuduhan kekejaman terhadap warga sipil terus mencuat.
Pihak militer membantah tuduhan tersebut dan menyatakan mereka hanya berupaya melindungi negara dari kelompok teroris. Tak hanya di Myanmar, dampak gempa juga dirasakan di negara tetangga, Thailand.
Hingga Selasa, 21 orang dilaporkan tewas dan ratusan bangunan mengalami kerusakan.
Tim penyelamat masih mencari korban di reruntuhan gedung pencakar langit yang tengah dibangun di Bangkok.
Namun, mereka mengakui bahwa waktu menjadi tantangan besar dalam upaya penyelamatan ini.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com berjudul Korban Gempa Myanmar Tembus 2.719 Jiwa, PBB Desak Bantuan Segera Sebelum Musim Hujan
Simak terus berita POS-KUPANG.COM di Google News