KKB Papua

Kecam Kekerasan Tak Berperikemanusiaan KKB Papua ke Guru dan Nakes, Ini Delapan Sikap IKF NTT

Editor: Ryan Nong
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PERNYATAAN SIKAP - Pengurus Ikatan Keluarga Flobamora Nusa Tenggara Timur (IKF NTT) Papua saat memberikan keterangan pers di sebuah kafe di Kota Jayapura, Selasa (1/4/2025).

POS-KUPANG.COM, JAYAPURA - Ikatan Keluarga Flobamora Nusa Tenggara Timur atau IKF NTT Papua mengecam tindak kekerasan Kelompok Kriminal Bersenjata Papua ( KKB Papua ) terhadap guru dan tenaga kesehatan. 

Adapun kekerasan itu dilakukan KKB Papua pada 21 Maret 2025 di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan.

Serangan tersebut dilakukan oleh 15 orang KKB Papua menggunakan alat tajam seperti kapak, parang, dan kayu balok.

IKF NTT Papua dalam keeterangannya, mengutuk tindakan yang mereka sebut sebagai 'tak berperikemanusiaan'.

"Kami mengutuk keras serangan yang tidak berperikemanusiaan ini terhadap para guru dan nakes yang sedang menjalankan tugas mulia mereka di Papua. Serangan itu dilakukan oleh kelompok yang diduga kuat adalah anggota Kelompok Kriminal Bersenjata," kata Ketua Bidang Hukum dan Advokasi IKF NTT Papua, Matheus Mamun Sare di Kota Jayapura, Selasa (1/4/2025).

Dikutip dari Tribun Papua, Matheus menyebut serangan terjadi dua kali. Berdasarkan keterangan dari korban yang selamat, serangan pertama terjadi pada tanggal 21 Maret 2025. Dalam serangan itu, lima guru dan satu tenaga kesehatan mengalami luka-luka serius akibat serangan tersebut. Selain itu, para pelaku diduga membakar rumah para guru.

Sementara serangan kedua terjadi pada 22 Maret 2025, sekitar pukul 06.00 WIT, saat para korban yang terluka sedang dirawat di puskesmas.

Dalam serangan kedua ini, Rosalia Rerek Sogen, seorang guru, meninggal dunia akibat luka serius yang diduga berasal dari tebasan benda tajam. 

"Serangan kedua yang merenggut nyawa seorang guru menunjukkan betapa brutalnya kekerasan ini terhadap orang yang tak berdosa," ujar Matheus.

IKF NTT Papua, kata dia, langusng berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk memastikan kondisi para korban sehingga prioritas pertama saat itu adalah pemulangan jenazah Rosalia Rerek Sogen ke kampung halamannya di Lewotala, Flores Timur. 

Selain itu, pengurus IKF NTT Papua juga memberikan dukungan moral kepada para korban yang masih dirawat.

"Kami berkomitmen untuk memberikan dukungan penuh kepada keluarga korban dan memastikan pemulangan jenazah Rosalia dengan layak," tambahnya.

IKF NTT Papua juga menyampaikan apresiasi kepada berbagai pihak yang telah berkontribusi dalam proses evakuasi korban dan perawatan medis, termasuk Pemda Yahukimo, Yayasan Serafim Care, Rumah Sakit Marthen Indey, Polda Papua, serta masyarakat yang turut membantu.

"Diharapkan otoritas terkait dapat terus berupaya memastikan perlindungan, keamanan, serta penghormatan terhadap martabat manusia demi terciptanya Papua sebagai Tanah Damai," ujar Stanis Hike Dosinaen, Ketua Umum IKF NTT Papua.

Adapun delapan poin dalam pernyataan sikap IKF NTT Papua.  

Halaman
12

Berita Terkini