Catatan Alberto Geroda, Misionaris Indonesia di Sao Paulo, Brasil
POS-KUPANG.COM - Malam ini, mata publik Nusa Tenggara Timur dan di seantero kolong langit akan menyaksikan Persebata Lembata dan Bintang Timur Atambua saling menjamu dalam laga final El Tari Memorial Cup (ETMC) XXXIII 2025 yang dijadwalkan berlangsung, Senin, (24/3/204) pukul 19.00 WITA di Stadion Oepoi, Kupang.
Duel dua tim yang akan merumput bareng dengan stok pemain yang dikoleksi segera menjadi penentu, tim mana yang segera terulur lalu menyentuh tangan Dewi Fortuna, keberuntungan dalam mitologi Romawi atau dewi Tyche dalam mitologi Yunani.
Anak-anak Persebata, tim berjuluk Sembur Paus, kita tahu selalu tampil agresif selama turnamen kebanggaan masyarakat tanah Flobamora.
Tim Sembur Paus dikenal memiliki napas panjang dan selalu menciptakan kegaduhan personal memangkas langkah lawan lalu ‘membaptis’ dirinya sebagai bebas dari kekalahan hingga mencapai final ETMC XXXIII 2025.
Laga Persebata vs Ende di perempat final dengan skor 2-1 adalah ujian yang tidak ringan.
Bintang Timur Atambua, klub berjuluk Laskar Macan Batas, juga bukan tim kaleng-kaleng. Performa membanggakan ditunjukkan setelah menumbangkan Perseftim Flores Timur dengan mengoleksi gol semata wayang atau 1-0.
Laskar Macan Batas yang datang dari wilayah beradu muka dengan Republik Demokratik Timor Leste, negara tetangga di ujung timur Timor, juga perlu diwaspadai tim Sembur Paus.
Dunia tahu. Sepak bola adalah olahraga yang paling banyak diminati dan mendapat perhatian para penikmatnya. Sepakbola menjadi bagian penting dari budaya masyarakat dunia.
Mata masyarakat tanah leluhur (Flobamora) malam ini akan disuguhkan dua tim kebanggaan masyarakat dari Stadion Oepoi, stadion yang berjarak sepelemparan batu dari kantor Gubernur NTT di bilangan El Tari.
Sepak bola mengekspresikan khalayak umum. Karena itu harus memiliki ruang terjamin. Kekhawatiran untuk memahami bagaimana perampasan sepak bola telah dilakukan secara intensif dipelajari dan ada banyak minat yang berhubungan dengannya.
Kepentingan tersebut dapat dengan jelas diidentifikasi melalui berbagai pendekatan.
Misalnya, fungsionalisasi, sosialisasi, ideologisasi, komodifikasi dan spektakulerisasi olahraga.
Dalam hal ini sepak bola, melalui apapun, salah satu pendekatan ini, seseorang dapat sampai pada suatu refleksi kritis terhadap fenomena sosial, namun tidak melupakan interpenetrasi pendekatan ini. Jelaslah bahwa sepak bola dapat dilihat melalui pendekatan yang berbeda.
Artikel ini membahasnya melalui dua perspektif yaitu sebagai perwujudan budaya dan sebagai sarana transmisi ideologis, dengan media sebagai saluran utama untuk penyebaran ideologi ini. Sepakbola adalah elemen penting budaya masyarakat umum, termasuk NTT.