Khegai mengakui, “Dia lebih tangguh dari yang saya kira.”
Namun, aksinya tetap bersemangat, menegangkan, dan seimbang.
Statistik pukulan CompuBox menunjukkan Joet Gonzalez mengungguli Arnold Khegai dengan selisih tipis 137-135, dengan jab yang sedikit lebih efektif (37-29), sementara Aenold Khegai mengungguli Joet Gonzalez, 106-100, dalam pukulan kuat.
Arnold Khegai, petinju kelas bulu peringkat 2 dunia versi WBO sambil memegang dua posisi 15 besar lainnya, kesulitan menjawab mengapa malam itu bukan malamnya.
"Saya tidak tahu. Saya tidak merasakan kekuatan dalam pukulan saya. Saya bukan diri saya sendiri. Kekuatan saya tidak sama," katanya.
Juri Jack Reiss dan Ivan Guillermo memberi Joet Gonzalez enam ronde terakhir untuk memutuskan hasilnya.
"Saya pikir saya menang," kata Joet Gonzalez. "Saya mendaratkan pukulan saya dengan sempurna. Saya hanya gugup karena dia adalah favorit." Kini, Joet Gonzalez berharap peringkatnya meroket "menuju lima besar" sembari mengejar kemungkinan pertarungan gelar keempat setelah kalah mutlak dari Lopez dan juara tiga divisi Shakur Stevenson dan Emanuel Navarrete.
"Saya belum pernah kalah dari yang tidak dikenal. Saya pernah bertarung dengan yang terbaik," katanya.
"Setiap pertarungan bagaikan gelar juara dunia bagi saya. Malam ini membuat saya selangkah lebih dekat. Saya di sini untuk melawan yang terbaik. Angelo Leo adalah salah satunya. Saya sudah mengenalnya sejak amatir. Saya siap. Saya hanya harus kembali ke sasana dan terus menang," katanya. (*)
Sumber: boxingscene.com
Ikuti berita POS-KUPANG.com di GOOGLE NEWS