Dikatakannya, Wali Kota Kupang dan Wakil Wali Kota memiliki salah satu program seratus hari pertama adalah mau menyelesaikan masalah sampah dan mengangkat derajat Kota Kupang dari penilaian sebagai kota terkategori kotor.
Lantaran sampah warga dan budaya penanganan sampah yang tergolong rendah, lalu niat dan tekad Wali Kota Kupang ini ditantang sejumlah kalangan yang pesimis bahwa seratus hari itu mustahil.
"Bagi saya, itu mudah dilakukan dan kita mulai dari rumah kita, dari wilayah RT kita masing-masing dengan cara yang akan kita lakukan ini. Pak Wali letupkan ide yang harus menggugah kita untuk tidak boleh hidup dan berkeliaran di atas tumpukan sampah kita sendiri," jelas Gerardus.
Menurutnya, sampah dari dapur sangat mudah menjadi penyebab bau busuk. Untuk itu, para mahasiswa yang menghuni wilayah tersebut harus lebih peka dan lebih peduli.
Baca juga: Rektor Unwira Kupang Resmi Lantik Ratusan Guru Profesional
"Kita harus risih sebab kita ini manusia. Apalagi adik-adik mahasiswa yang berdomisili di tengah masyarakat biasa, maka harus lebih peka, lebih peduli dan lebih tergugah untuk merasa risih jika lingkungan kotor oleh sampah kita sendiri," kata Gerady.
Dirinya menambahkan, pihaknya harus optimis untuk mengambil langkah guna mengatasi masalah sampah.
"Bila perlu RT 08 dan RT 04 Kelurahan Lasiana Kota Kupang muncul menjadi contoh dan penggerak utama penanganan sampah organic rumah tangga secara cerdas. Kita dukung letupan tekad pak Wali Kota yang baru," ujar Gerady mengajak peserta kegiatan.
Pelatihan dilakukan melalui dua tahap yakni pembuatan komposter tumpuk dan pengolahan sampah dapur di dalam komposter.
Komposter tumpuk dibuat dengan cara menumpuk dua ember matex bekas, yang dirancang menjadi satu.
Ember bagian atas sebagai tempat meletakkan sampah organic yang telah dicacah halus dan disirami dengan larutan EM4, sedangkan ember bagian bawah sebagai wadah penampung cairan (pupuk cair) hasil penguraian dari bahan sampah organik yang diletakkan di ember bagian atas, yang telah dilubagi bagian dasarnya.
Baca juga: Terima Penghargaan Pos Kupang Award 2024, Unwira Kupang Ajak Tingkatkan Kualitas Pendidikan NTT
Para peserta kegiatan berhasil membuat empat komposter tumpuk. Keempat komposter tumpuk tersebut disebar ke kompleks hunia warga yakni tiga unit diletakkan di tiga lokasi berbeda dalam wilayah RT 08.
Termasuk salah satunya di lokasi SDK Bunda Karmelitas dan PAUD Bunda Elesia Lasiana yang diasuh oleh para suster-suster Karmelitas dan diterima oleh Sr. Rita K. Capah, dan satu unit komposter di wilayah RT 04.(uzu)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS