Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Paul Kabelen
POS-KUPANG.COM, LARANTUKA- Pelayanan kesehatan di Puskesmas Boru, Kecamatan Wulanggitang, Flores Timur kini dipindahkan sementara menyusul peningkatan aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki dari Level III (Siaga) ke Level IV (Awas), Jumat, (14/2/2025).
Fasilitas kesehatan yang terletak di Desa Boru, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) itu masuk dalam kawasan rawan bencana (KRB) pada sektoral barat daya yaitu 7 kilometer dari pusat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki.
Kepala Puskesmas (Kapus) Boru, Andrea Maria Andrina Masni, mengatakan pelayanan pindah sementara ke Poslap Desa Kobasoma, salah satu poslap yang menampung para penyintas bencana di Kecamatan Titehena.
"Setelah peningkatan status gunung dari Siaga ke Awas, saya konsultasi ke Dinas Kesehatan karena dalam radius KRB untuk Level Awas pada saat ini masuk sektoral arah barat daya, dan Puskesmas Boru terbaca dalam peta kawasan rawan bencana (KRB)," katanya.
Masni menuturkan, Kepala Dinas Kesehatan Flores Timur juga mengarahkan pemindahan pelayanan ke tempat aman.
Poslap Kobasoma sebelumnya adalah lokasi pelayanan terpusat Puskesmas Boru bagi penyintas selama masa tanggap darurat sejak 4 November sampai 31 Desember 2024.
Masni menyebutkan, bagi masyarakat Desa Boru yang sakit bisa berobat ke Polindes Boru Kedang.
Baca juga: Pasca Erupsi Gunung Lewotobi, Pemda Flores Timur Tetapkan Status Tanggap Darurat Hingga Agustus 2025
Sementara warga desa lain di dalam wilayah Kecamatan Wulanggitang yang berada di luar peta bahaya boleh mendapat pelayanan di masing-masing polindes atau poskesdes.
"Desa-desa yang lain tetap buka pelayanan kesehatan, masyarakat bisa berobat. Nakes desanya siap ada di polindes dan poskesdes masing-masing," ujar Masni.
Ia menambahkan, ketika keadaan berangsur membaik disusul berakhirnya masa tanggap darurat 31 Desember 2024, Puskemas Boru kembali dibuka.
Pelayanan seperti sedia kala dimulai lagi pada 20 Januari 2025 kendati sesekali dalam bayang-bayang erupsi dengan status siaga.
"Karena sudah naik ke level ini (Awas), maka sementara kita berhenti dulu, ikut arahan Pemerintah," tuturnya.
Status Tanggap Darurat
Pemerintah Daerah (Pemda) Flores Timur kembali menetapkan status dari transisi darurat menjadi tanggap darurat bencana selama 6 bulan.
Status ditetapkan menyusul peningkatan aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki dari Siaga ke Awas.
Baca juga: Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur NTT Berstatus Awas, Warga Diminta Siaga
Kepala Dinas Komunukasi dan Informatika (Kominfo) Flores Timur, Hironimus Lamawuran, mengatakan tanggap darurat berlaku selama 6 bulan terhitung sejak 13 Februari 2025 sampai Agustus 2025.
Ia menerangkan, Penjabat Bupati Flores Timur, Sulastri Rasyid baru saja melaksanakan rapat evaluasi bersama BNPB secara daring, dihadiri forkompimda, instansi vertikal, dan OPD teknis.
"Iya, tanggap darurat bencana sampai Agustus 2025," kata Hironimus saat dihubungi, Jumat, 14 Februari 2025 sore.
Sejauh ini, katanya, radius bahaya diperluas hingga 7 kilometer. Masyarakat diminta tidak boleh melakukan aktivitas apapun sesuai zona yang ditetapkan tersebut.
Hironimus menambahkan, aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki masih fluktuatif namum tren aktivitasnya terus meningkat. Penumpukkan material pada kawah masih cukup banyak. (*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS