Berita NTT

Direktur LBH APIK NTT,Ansy Damaris Rihi Dara Ajak Kaum Milenial Perjuangkan Nilai-Nilai Anti-Korupsi

Penulis: Ray Rebon
Editor: Adiana Ahmad
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) APIK NTT, Ansy Damaris Rihi Dara memberikan sambutan dalam acara launching album Menenun Suara Timo oleh ICW.

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ray Rebon

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) APIK NTT, Ansy Damaris Rihi Dara, mengajak kaum milenial untuk memperjuangkan nilai-nilai anti-korupsi. 

Ajakan tersebut disampaikan dalam sambutannya pada acara peluncuran album "Menenun Suara Timor" yang diselenggarakan oleh Indonesia Corruption Watch (ICW) di Auditorium Universitas Nusa Cendana (Undana), Sabtu, 14 Desember 2024.

Dalam pidatonya, Ansy menekankan bahwa korupsi tidak hanya merugikan negara dari sisi ekonomi, tetapi juga berdampak langsung pada masyarakat, termasuk menjadi salah satu bentuk pelanggaran hak asasi manusia (HAM).

"Hari ini, banyak anak muda melihat korupsi hanya dari perspektif kerugian negara. Padahal, korupsi juga menyebabkan kerugian besar bagi masyarakat umum, seperti kehilangan hak pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan," jelasnya.

Baca juga: Bangga Ikut Ujian Semester UT, Wabup Rote Ndao Terpilih: Pendidikan Itu Cinta dan Visi

Ia mencontohkan, jika dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dikorupsi, anak-anak kehilangan akses terhadap pendidikan yang layak. Hal ini berdampak buruk pada kualitas generasi mendatang.

LBH APIK, yang berfokus pada isu perempuan dan anak, menemukan banyak kasus di mana masyarakat adat, seperti di Supul, TTS, dirugikan akibat praktik korupsi.

"Di tanah mereka, hasil bumi yang seharusnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup dirampas oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Ini menyebabkan berbagai persoalan yang sangat merugikan masyarakat," kata Ansy.

Ia menambahkan bahwa kondisi tersebut sering kali tidak disadari sebagai pelanggaran HAM.

Menurut Ansy, perjuangan melawan korupsi membutuhkan kerja kolaboratif.

"Kerja anti-korupsi tidak bisa dilakukan secara parsial. Semua pihak harus bekerja sama untuk mengatasinya," ujarnya. 

Ia juga mengapresiasi inisiatif melibatkan musisi dalam kampanye ini. 

"Hari ini luar biasa karena kita melibatkan para musisi untuk menggaungkan berbagai tindakan korupsi yang dialami masyarakat," tambahnya.

Baca juga: Pemkot Kupang Sukses Gelar Investment Forum III Tahun 2024, Ini Hasil yang Dicapai

Acara peluncuran album "Menenun Suara Timor" ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, terutama kaum muda, terhadap dampak korupsi. Dengan memanfaatkan seni dan musik, pesan anti-korupsi diharapkan dapat lebih mudah diterima dan menginspirasi perubahan di masyarakat.

LBH APIK berkomitmen untuk terus bekerja bersama masyarakat, terutama dalam isu-isu yang melibatkan perempuan, anak, dan masyarakat adat. 

"Semua persoalan ini adalah tantangan bersama yang membutuhkan keberanian, kerja keras, dan kolaborasi dari semua pihak, termasuk kaum milenial," tutup Ansy. (*)

Ikuti berita POS-KUPANG.com di GOOGLE NEWS

 

Berita Terkini