Oleh : Pastor John Lewar SVD
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik Jumat 6 Desember 2024, Belajar dari Dua Orang Buta
Biara Soverdi St. Yosef Freinademetz STM Nenuk Atambua Timor
Jumat Pekan I Adven, Jumat Pertama. Peringatan St. Nikolaus
Yesaya 29:17-24; Mazmur 27:1,4,13-14;
Injil : Matius 9:27-31.
Meditatio:
Bacaan-bacaan Suci pada hari Jumat Pekan I Adven, berbicara tentang mukjizat penyembuhan. Nabi Yesaya dalam bacaan pertama, menghibur orang-orang Israel yang tuli dan yang buta.
Orang tuli akan mendengar Sabda Tuhan dan orang buta akan melihat, lepas dari kekelaman dan kegelapan (Yesaya 29:18), Penginjil Matius berkisah tentang dua orang buta.
Kedua orang buta itu meminta kepada Yesus agar memelekkan mata mereka. Doa nya sangat singkat dan sederhana, “Kasihanilah kami, hai Anak Daud”. Doa tersebut mengandung kedalaman iman mereka.
Mereka tau sedang berhadapan dengan siapa. Yesus disebut sebagai anak Daud. Daud adalah tokoh dalam Kitab Perjanjian Lama yang mengusir setan.
Ketika raja Saul diganggu oleh roh jahat, maka Daud cepat-cepat dipanggil untuk bermain kecapi, dan ketika bermain kecapi, setan itu terusir.
Yesus Anak Daud bukan saja mengusir setan, tetapi Ia menghancurkan kepala setan. Maka di hadapan Yesus, kedua orang buta itu hanya memohon belaskasihan. Mereka tidak mohon banyak hal, mereka tidak mengungkapkan dengan kata yang panjang-panjang.
Dengan rendah hati mereka menempatkan diri sebagai orang yang perlu dikasihani. Yesus pun bertanya kepada mereka: “percayakah kalian, bahwa Aku dapat melakkannya?”
Kedua orang buta itu menjawab: “Ya Tuhan kami percaya” Selain memulihkan penglihatan, Yesus juga
memulihkan hidup dan mengembalikan martabat mereka. (Matius 9: 27- 31).
Kita belajar dari pengalaman dua orang buta. Ada apa dengan kedua orang buta itu? Mengapa kita perlu belajar dari mereka? Ada beberapa hal yang penting yang berguna bagi hidup kita.
Pertama, kedua orang buta itu “mengikuti” Yesus. Tentu tidak gampang mengikuti Yesus dengan
mata yang buta. Keduanya tidak saja mengikuti Yesus secara spasial, tetapi terutama secara rohani: mereka mengikuti sebagai bagian dari para murid-Nya, yaitu orang-orang yang menyertai Dia, serta ingin mendengarkan pengajaran dan menyaksikan semua perbuatan-Nya.
Untuk menjadi saksi yang penuh (mendengar dan melihat), mata mereka perlu dibuka. Keikutsertaan mereka berdua juga memperkuat peran mereka sebagai saksi yang sah menurut Hukum Taurat.
Kesaksian mereka berdua sebagai orang yang pernah mengalami mukjizat Tuhan pasti sah dan diterima.
Kedua, kedua orang buta mengetahui identitas Yesus sebagai “Anak Daud.” Secara fisik, kedua orang ini memang buta.
Namun „mata rohani mereka terbuka‟ sehingga mereka mengenali Yesus, yang lewat di hadapan mereka, dan mereka tidak melewati kesempatan itu. Keduanya mengikuti Yesus, dan terus-menerus
berteriak, “Kasihanilah kami, hai Anak Daud!”
Teriakan mereka yang penuh iman itu, akhirnya sampai kepada Tuhan, dan atas dasar iman itu, Yesus menyembuhkan mereka (Matius 9:27-31).
Kedua orang buta itu meyakini Yesus sebagai Mesias yang dijanjikan Tuhan bagi umat Israel. Mereka meminta kepada orang yang tepat dan dengan dasar yang tepat.
Mesias memang diharapkan untuk juga menyembuhkan orang buta (bdk. Yes. 29:18; 35:5; 42:7).
Ketiga, kedua orang buta itu juga meyakini Yesus sebagai “Tuhan.” Ini sebuah pengakuan iman bahwa Yesus lebih dari sekadar pembuat mukjizat atau nabi.
Oleh karena itu, mereka percaya bahwa Yesus dapat menyembuhkan mereka. Mereka pun lalu diganjar dengan penyembuhan berkat iman mereka itu.
Orang buta mengajarkan kita untuk beriman. Mereka mengajarkan kita untuk bertekun dalam doa: terus memohon, kendati awalnya kurang didengarkan. Mereka mengajarkan kita untuk bertahan dalam iman: terus
berjalan mengikuti Dia, kendati buta, sering bimbang dan kehilangan pegangan.
Mereka mengajarkan kita untuk bertekun dalam keyakinan: terus percaya bahwa Dia – Yesus, Anak Daud dan Tuhan kita – pasti dapat menyembuhkan dan menyempurnakan kita.
Missio:
Mari kita tekun berdoa, tekun dalam keyakinan dan percaya bahwa Tuhan Yesus bukan hanya menyembuhkan dua orang buta, tetapi menyembuhkan kita semua.
Doa:
Tuhan, bukalah mata kami, mata bathin dan mata iman kami yang sering dibutakan oleh egoisme kami sendiri. Semoga oleh tuntunan Roh Kudus, kami mampu melihat Engkau di setiap permasalahan yang kami hadapi... Amin.
Sahabatku yang terkasih. Selamat Hari Jumat Pekan I Adven. Selamat Hari Jumat Pertama. Salam doa dan berkatku untukmu dan keluarga di mana saja berada: Bapa dan Putera dan Roh Kudus...Amin.(*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS