Berita Belu

Yayasan CD Bethesda YAKKUM Belu Dukung Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak

Penulis: Agustinus Tanggur
Editor: Oby Lewanmeru
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Yayasan CD Bethesda Yakkum Atambua ikut berpartisipasi terhadap Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (HAKTP) yang digelar di PLBN Motaain, Desa Silawan, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, Selasa (3/12/2024).

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Agustinus Tanggur

POS-KUPANG.COM, ATAMBUA -- Yayasan CD Bethesda Atambua mendukung terhadap Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (HAKTP) yang berlangsung dari 25 November hingga 10 Desember 2024.

Koordinator Yayasan CD Bethesda Yakkum Wilayah Belu, Almada Lasi, mengajak seluruh masyarakat Kabupaten Belu untuk bersama-sama menolak segala bentuk kekerasan, baik fisik maupun psikis, terhadap perempuan dan anak. 

Hal ini disampaikan Alma kepada Pos Kupang usai kegiatan peringatan HAKTP yang digelar di PLBN Motaain, Desa Silawan, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, Selasa (3/12/2024).

Menurut Alma banyak kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak justru dilakukan oleh orang-orang terdekat, termasuk keluarga atau orang yang seharusnya menjadi tempat perlindungan. 

Ia menegaskan pentingnya kesadaran masyarakat akan berbagai bentuk kekerasan, tidak hanya fisik tetapi juga psikis. 

“Sering kali masyarakat hanya memahami kekerasan sebagai tindakan fisik, seperti pukulan. Padahal, kekerasan psikis memiliki dampak jangka panjang pada mental dan kehidupan korban,” tambah Alma.

Menurut Alma, rendahnya partisipasi masyarakat dalam melaporkan atau mendukung upaya pencegahan kekerasan menjadi tantangan besar. Banyak kasus baru dilaporkan setelah kekerasan terjadi berulang kali atau setelah dampaknya semakin berat.

Ia menekankan perlunya masyarakat memiliki akses yang jelas ke tempat pengaduan serta pemahaman tentang langkah-langkah yang harus diambil saat menghadapi atau menyaksikan kekerasan. 

“Kampanye ini bertujuan membangun kesadaran kolektif agar korban segera mendapatkan perlindungan sejak awal,” jelasnya.

Selain kekerasan, Alma juga menyinggung bahwa kampanye ini juga sama dengan penanganan kasus HIV/AIDS. Dari data yang ada kasus HIV/AIDS di Kabupaten Belu kebanyakan Ibu rumah tangga. 

Banyak perempuan dengan HIV/AIDS takut mengungkapkan statusnya karena khawatir akan stigma dan diskriminasi.

“Stigma terhadap perempuan dengan HIV/AIDS sangat tinggi. Karena itu, dukungan masyarakat sangat diperlukan agar mereka dapat mengakses perawatan dan melanjutkan hidup dengan lebih baik,” ungkap Alma.

Alma berharap kampanye ini dapat mendorong partisipasi masyarakat dalam mendukung korban kekerasan dan mencegah kasus kekerasan berulang. 

"Kita semua memiliki tanggung jawab untuk melindungi perempuan dan anak," pungkasnya.

Baca juga: Melkiyaris Lelo Ajak Masyarakat Bersatu Wujudkan Kemajuan Belu

Untuk diketahui, kegiatan ini diikuti oleh berbagai lembaga, mulai dari Dinas Perlindungan Perempuan dan Anak, Dinas Perhubungan dan lingkungan hidup, Dinas Pendidikan Belu, Unsur CQI PLBN Motaain, Komisi Perlindungan AIDS (KPA) YKPA, Forum TBM Belu, FPPA, Susteran SSPS, KompasTV, Yayasan YAKKUM Bethesda bersama dengan WPA dan KDS, serta Ketua dan pengurus Bhayangkari Belu. (Cr23) 

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Berita Terkini