POS-KUPANG.COM, KUPANG - Masalah stunting dan gizi kurang pada anak-anak balita masih menjadi tantangan besar di banyak daerah, termasuk di Desa Raknamo, Kecamatan Amabi Oefeto, Kabupaten Kupang.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas Fatukanutu, periode Oktober 2022 hingga Januari 2023, terdapat 307 balita, di mana 72 anak mengalami stunting dan 17 anak lainnya mengalami gizi kurang.
Masalah ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kurangnya pemahaman orang tua tentang pentingnya pola makan seimbang, keterbatasan akses terhadap bahan pangan bergizi, serta pola asuh yang tidak memadai.
Sebagai bentuk tri dharma perguruan tinggi tim dosen dan mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kupang Jurusan Keperawatan melakukan kegiatan pengabdian masyarakat di Raknamo.Tim dosen tersebut adalah Aben B.Y.H. Romana, S.Kep, Ns., M. Kep., Fransiskus S. Onggang, S.Kep,Ns., MSc, Dr. Florentianus Tat, SKep., M. Kes.
Mahasiswa yang ikut dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah Artha Abeatrix Ndun, Kresiani Sonya Selan, Rani Franminjun Nggoek, mahasiswa ini masih kuliah di Prodi Pendidikan Ners Poltekkes Kupang.
Program Kemitraan Masyarakat (PKM) ini dirancang untuk memberikan pendampingan kepada para ibu balita di Desa Raknamo dalam hal cara pemberian makan yang sehat dan bergizi.
Melalui kegiatan ini, diharapkan terjadi peningkatan pengetahuan dan keterampilan orang tua dalam memberikan asupan makanan yang seimbang bagi anak-anak mereka.
Selain itu, pendampingan ini diharapkan dapat membantu menurunkan angka stunting di desa tersebut dan mendukung terciptanya generasi anak-anak yang sehat, cerdas, dan produktif.
Menurut Ketua Tim Program Kemitraan Masyarakat ini Ibu Aben B.Y.H. Romana, S.Kep, Ns., M. Kep, program ini bertujuan untuk memberdayakan kader Posyandu di Desa Raknamo sebagai mitra yang akan melanjutkan edukasi dan pendampingan kepada ibu balita, sehingga keberlanjutan program ini dapat tercapai secara mandiri di masa mendatang.
Program pendampingan ini memiliki beberapa tujuan utama yang diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi kesehatan dan gizi anak-anak di Desa Raknamo, yaitu: meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku orang tua tentang status gizi anak dan stunting; demonstrasi cara pengolahan makanan yang sehat dan bergizi; pendampingan pemberian makanan oleh kader setiap minggu. Yang terlibat dalam kegiatan ini adalah perawat Posyandu dan kader kader di 6 Posyandu Desa raknamo; menyiapkan instrument, materi, bahan bahan untuk melakukan pendampingan.
Pelaksanaan kegiatan di Posyandu dilakukan setiap bulan 1 kali pertemuan selama 3 bulan pada masing-masing posyandu dan 1 kali pertemuan evaluasi.
Untuk pertemuan ke-1 diberikan materi penyuluhan, pertemuan ke-2 memberikan pelatihan cara memantau pertumbuhan dan perkembangan anak dan pertemuan ke-3 memberikan pelatihan cara mengolah bahan pangan lokal yang bergizi dan aman, pertemuan ke-4 memberikan demonstrasi cara pengolahan makanan yang bergizi sekaligus mendampingi ibu cara memberikan makan kepada anak dengan narasumber 3 orang dosen dan didampingi penanggung jawab dari puskesmas, kader dan mahasiswa.
Pelaksanaan kegiatan di Posyandu, setiap 3 bulan 1 kali pertemuan selama 3 bulan pada masing-masing Posyandu dan 1 kali evaluasi.
Untuk pertemuan ke-1 diberikan materi penyuluhan dan memberikan pelatihan cara memantau pertumbuhan dan perkembangan anak dan pertemuan ke-2 memberikan pelatihan cara mengolah bahan pangan lokal yang bergizi dan aman, dengan narasumber 3 orang dosen dan didampingi oleh perawat dan kader, serta mahasiswa.
Materi penyuluhan yang akan diberikan adalah : 1) Status Gizi , 2) Tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak, 4) Memenuhi gizi anak yang optimal, 4) Stunting.
Pelatihan dan demonstrasi pengolahan bahan pangan lokal yang tersedia menggunakan bahan pangan Ikan, jagung dan kacang hijau, dan menyediakan susu dancow,
Evaluasi target capaian: perkembangan dan pertumbuhan anak, praktik pemberian makan anak, penilaian pertumbuhan menggunakan grafik KMS, penilaian perkembangan menggunakan kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP).
Pelaksana terdiri dari 3 orang dosen, 6 orang kader, 4 orang mahasiswa.
Pada kegiatan ini masyarakat dan Desa Mitra Raknamo berpartisipasi mengkoordinir sasaran untuk terlibat aktif dalam kegiatan mulai dari awal sampai akhir program; mengikuti semua pelatihan dan kegiatan yang diselenggarakan oleh tim Pengabdian kepada masyarakat; meneruskan atau mengembangkan kegiatan yang sudah dimulai oleh Tim Pengabdian kepada masyarakat sebagai bagian dari keberlanjutan dari kegiatan ini.
Waktu pelaksanaan
Kegiatan telah dilaksanakan selama 3 bulan mulai bulan Agustus sampai September tahun 2024. Teknik yang dilakukan dimulai observasi langsung, wawancara, pengukuran fisik antropometri status gizi, kuesioner, dan dokumentasi kegiatan. Peningkatan Pengetahuan Orang Tua tentang Gizi dan Pola Asuh Anak. Penyuluhan dilakukan kepada ibu balita dan kader Posyandu terkait pentingnya gizi seimbang dan bahaya stunting.
Materi meliputi cara memenuhi kebutuhan nutrisi anak, memahami status gizi anak, dan menghindari praktik pemberian makanan yang kurang bergizi seperti mie instan.
Penyuluhan disampaikan dengan modul yang sederhana agar lebih mudah dipahami, disertai diskusi untuk menggali pemahaman awal peserta.
Berdasarkan hasil pengamatan, terdapat peningkatan pemahaman orang tua setelah penyuluhan. Orang tua yang sebelumnya tidak menyadari dampak negatif gizi buruk terhadap kesehatan dan perkembangan anak mulai memahami pentingnya pola makan sehat. Mereka menjadi lebih sadar mengenai dampak jangka panjang stunting dan pentingnya pola asuh yang baik, terutama dalam memberikan makanan bergizi bagi anak.
Penurunan status gizi kurang dari 72 balita menjadi 45 balita. Hasil ini menurut ketua Tim Aben BYH Romana, SKP,MKep menghasilkan Perubahan Perilaku dan Pola Pemberian Makan pada Anak.
Setelah edukasi dan pendampingan, pola makan anak mulai mengalami perubahan. Ibu balita yang sebelumnya cenderung mengandalkan makanan instan, mulai memperhatikan keseimbangan gizi dengan memberikan makanan bernutrisi seperti ikan, sayuran, dan kacang-kacangan, yang sebelumnya didemonstrasikan dalam kegiatan pengolahan bahan pangan.
Metode evaluasi kegiatan melalui pendekatan wawancara dilakukan sebelum dan sesudah program untuk menilai perubahan pengetahuan. Hasilnya menunjukkan adanya peningkatan dalam pemahaman dasar tentang gizi dan pola makan sehat.
Mayoritas ibu menyatakan lebih memahami cara menyediakan makanan seimbang dan berkomitmen untuk menerapkan pola makan sehat pada anak-anak mereka.
Demonstrasi pengolahan makanan bergizi yang dilakukan tim membantu meningkatkan keterampilan ibu dalam menyiapkan makanan sehat. Ibu balita menunjukkan peningkatan dalam kemampuan mengolah bahan pangan lokal menjadi makanan bergizi bagi anak-anak mereka.
Hal ini terlihat dari keterampilan mereka dalam mengikuti demonstrasi dan mencoba sendiri di rumah serta Perkembangan Status Gizi Anak.
Data pengukuran tinggi dan berat badan anak dilakukan setiap bulan untuk menilai perubahan status gizi anak secara kuantitatif. Hasil pengukuran menunjukkan adanya kenaikan tinggi dan berat badan pada sebagian besar anak balita yang terlibat dalam program, mengindikasikan peningkatan status gizi yang positif.
Posyandu yang sudah terlatih akan melanjutkan pendampingan secara mandiri, memastikan bahwa edukasi dan praktik gizi tetap berlangsung setelah program ini.
Untuk mengatasi kendala yang ada, beberapa solusi telah diterapkan dalam pelaksanaan program: Edukasi berkelanjutan dan bertahap. Edukasi mengenai pentingnya gizi dan bahaya makanan instan diberikan secara bertahap, dengan menyampaikan materi yang mudah dipahami dan relevan bagi keseharian mereka.
Edukasi juga didukung dengan modul sederhana dan diskusi langsung, sehingga materi lebih mudah diterima dan dipahami.
Pemanfaatan bahan pangan local. Pada kegiatan ini Tim pengabmas mendorong penggunaan bahan pangan lokal yang bergizi, seperti ikan, sayuran, dan kacang-kacangan, teknologi membuat susu sari kedelai yang bernilai gizi tinggi bagi anak anak dan ibu menyusui yang lebih terjangkau secara ekonomis.
Demonstrasi pengolahan makanan bergizi juga membantu para ibu memahami cara menyajikan makanan sehat dengan bahan yang tersedia di lingkungan mereka.
Menurut tokoh masyarakat yang tidak disebutkan namanya bahwa program ini juga menunjukkan efektivitas dalam mengatasi kendala ekonomi dan kebiasaan masyarakat melalui penggunaan bahan pangan lokal yang terjangkau dan edukasi bertahap dan Replikasi Program di Posyandu Lain: Mengembangkan program ini di posyandu-posyandu lain di wilayah Kabupaten Kupang yang juga memiliki permasalahan serupa.
Dengan dukungan pemerintah setempat, kegiatan serupa dapat membantu menurunkan angka stunting di lebih banyak desa, meningkatkan pengetahuan gizi ibu-ibu, dan mengurangi risiko gizi buruk pada anak.*
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS