Kabinet Merah Putih

Presiden Prabowo Kunjungi Tiongkok dan AS dalam Perjalanan Luar Negerinya yang Pertama

Editor: Agustinus Sape
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Prabowo Subianto saat menerima PM Timor Leste Xanana Gusmao Istana Merdeka Jakarta, Senin (21/10/2024).

POS-KUPANG.COM - Presiden Indonesia Prabowo Subianto akan memulai tur luar negeri pertamanya bulan depan, dengan singgah di Tiongkok dan Amerika Serikat, media lokal melaporkan pada hari Selasa, ketika pemimpin baru tersebut mencari posisi yang lebih menonjol bagi Jakarta di panggung dunia.

Mantan jenderal berusia 73 tahun itu dilantik pada tanggal 20 Oktober 2024, berjanji untuk tetap berpegang pada kebijakan luar negeri Jakarta yang biasanya tidak selaras, sekaligus membuat negara dengan populasi terbesar keempat di dunia ini lebih aktif di luar negeri.

Dalam rencana kunjungan luar negeri pertamanya sejak mengambil alih kekuasaan, ia berencana mengunjungi Tiongkok, Amerika Serikat, Peru, Brasil, dan Inggris, lapor surat kabar Kompas, mengutip sumber-sumber istana kepresidenan.

Dia dilaporkan akan memulai kunjungan kenegaraan ke Beijing pada 8 November untuk bertemu dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping dan Perdana Menteri Li Qiang sebelum menuju ke Washington untuk bertemu Presiden AS Joe Biden.

Tanggal kunjungannya ke Washington tidak dilaporkan tetapi pemilu AS antara Kamala Harris dan Donald Trump jatuh pada tanggal 5 November, beberapa hari sebelum Prabowo dijadwalkan meninggalkan Indonesia.

Sebagai mantan jenderal di bawah pemerintahan mendiang otokrat Suharto, Prabowo pernah dimasukkan dalam daftar hitam visa AS karena catatan hak asasi manusianya di Indonesia dan Timor Timur, namun pemerintahan Trump mencabutnya beberapa tahun kemudian.

Prabowo kemudian akan terbang ke Peru untuk bertemu Presiden Dina Boluarte dan menghadiri KTT Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) di ibu kota Peru, Lima, sebelum menuju ke KTT G20 di Rio de Janeiro, Brasil, kata laporan itu.

Turnya akan berakhir di Inggris di mana ia akan bertemu Raja Charles III dan Perdana Menteri Keir Starmer, katanya.

“Saya belum bisa memastikan kunjungannya,” Hasan Nasbi, juru bicara istana kepresidenan, mengatakan kepada AFP.

Kementerian luar negeri tidak segera menanggapi permintaan komentar AFP.

“Isu kerjasama dan upaya peningkatan kesejahteraan masing-masing negara akan menjadi isu sentral dalam kunjungan tersebut,” tulis Kompas.

Baca juga: Prabowo Punya Peluang Besar untuk Menjadi Pemimpin Global yang Ramah Lingkungan

Setelah kemenangannya dalam pemilu pada bulan Februari, Prabowo menggunakan masa transisi delapan bulannya untuk mengunjungi lebih dari selusin negara untuk menunjukkan kebijakan luar negeri yang lebih aktif dibandingkan pendahulunya Joko Widodo, yang lebih fokus pada isu-isu dalam negeri seperti ekonomi. (digitaljournal.com)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Berita Terkini