Timor Leste

Timor Leste Dikuasai Produk Indonesia dan China: Hudi Laran Menjadi China Laran

Editor: Agustinus Sape
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pertokoan milik WNA China di Dili, Timor Leste, Rabu (11/9/2024).

POS-KUPANG.COM - Selain Indonesia, pengaruh negara China kini ikut mewarnai geliat hidup warga Timor Leste. Hal itu terasa dalam geliat ekonomi dan infrastruktur.

Nyaris tak ada perbedaan dengan Indonesia saat masuk Timor Leste lewat pintu Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Terpadu Motaain, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur. Selain kondisi geografis mirip, banyak barang asal Indonesia dijual di sana.

Sama-sama di Pulau Timor, kondisi alam di kawasan itu gersang saat kemarau panjang. Seperti pada Senin (9/9/2024) siang, suhu mencapai 36 derajat celsius.

Kondisi permukiman pun mirip. Di daerah Batugede, misalnya. Di sana, banyak rumah darurat dan semipermanen berdiri mengapit jalanan.

Jalanan menuju Dili, Timor Leste, Senin (9/9/2024). Di sisi kiri tampak Laut Sawu.

Sejauh ini, banyak masyarakat di Timor Leste masih hidup di bawah garis kemiskinan. Jumlahnya mencapai 42 persen dari total penduduk saat ini. Kini, tercatat 1,3 juta jiwa penduduk Timor Leste.

Sebagai negara baru, Timor Leste terus tumbuh. Dulunya, negara termuda di Asia Tenggara itu disebut Timor Timur, bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Tahun 1999, dilakukan jajak pendapat. Hasilnya, mayoritas rakyat memilih pisah dari Indonesia. Tahun 2002, lalu berdiri negara Republik Demokratik Timor Leste.

”Saya seperti pulang ke rumah sendiri,” ujar Pius Radja (61), warga negara Indonesia yang ada dalam perjalanan melintasi perbatasan kedua negara.

Pius dulu bertugas sebagai guru di Dili, yang kini menjadi ibu kota Timor Leste. Ia memilih pulang ke Indonesia setelah hasil jajak pendapat diumumkan.

Ia tampak menikmati perjalanan ke Dili kali ini. Secara keseluruhan, kondisi jalan dari Motaain ke Dili sejauh 114 kilometer itu lebar dan mulus.

Dominan lurus dan tak banyak tikungan berbahaya. Hanya satu titik dengan tanjakan dan turunan yang menuntut pengemudi konsentrasi penuh.

Geliat ekonomi di sepanjang jalan itu terus tumbuh, termasuk berdirinya kios-kios kecil hingga toko bangunan. Salah satu yang menarik perhatian Pius adalah saat melihat barang dagangan di sana.

Hampir semua kios bahan kebutuhan pokok, misalnya, menjual mi instan dalam kemasan cup. Semuanya diproduksi dari Indonesia.

Tidak hanya mi instan, di Dili, banyak dijual produk Indonesia. Itu berarti, Timor Leste membutuhkan banyak produk dari Indonesia.

Mengutip data Kementerian Perdagangan RI, total nilai perdagangan Indonesia-Timor Leste tahun 2023 mencapai 348,4 dollar AS. Bagi Timor Leste, Indonesia adalah negara impor pertama dan ekspor ke empat.

Halaman
123

Berita Terkini