Indonesia Akan Impor 1,3 Juta Ekor Sapi Demi Program Makan Bergizi Gratis

Editor: Dion DB Putra
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi. Indonesia akan mengimpor 1,3 juta ekor sapi.

"Karena Brasil bisa sanggup 1 juta per tahun (sapi perah), sementara Australia kan 100.000 per tahun (sapi perah)," ujarnya.  

Impor Pangan Bakal Naik

Pengamat  Pertanian dari Center of Reform on Economic (Core), Eliza Mardian menilai program makan bergizi gratis (MBG) bakal meningkatkan impor pangan bila tata kelola produksi dalam negeri tak dibenahi.

“Jika tata kelola produksi dalam negeri tidak segera dibenahi dengan pendekatan kebijakan baru, maka tak dapat dipungkiri impor pangan akan meningkat,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (12/9/2024).

Eliza menjelaskan, kondisi tata kelola pangan di Indonesia masih karut marut dan belum diperbaiki hingga ke akar persoalannya. Dia bilang, pemerintah sedari awal mengatakan untuk mendukung program MBG ini diawali dengan impor susu dan secara bertahap akan menggenjot produksi dalam negeri.

“Sebelum ada program MBG pun kebutuhan susu dalam negeri sebagian besar dipenuhi dari impor berkisar 80 persen,” jelasnya.

Eliza mengungkapkan, rencana pemerintah untuk mengimpor bakalan sapi demi menggenjot produksi dalam negeri, ini perlu terus dikawal dan diamati. 

Menurutnya, untuk mengembangkan peternakan sapi pedaging dan sapi perah memerlukan investasi yang besar, kesiapan sumber daya manusia (SDM) sekaligus sistem logistiknya.

Untuk itu, kata Eliza, jika pemerintah ingin mengambil jalan pintas maka investor dengan modal besar bakal berlomba-lomba untuk mengambil peran dalam program MBG ini. 

“Sementara peternak lokal dengan segala keterbatasan modal, SDM dan teknologi tidak akan kecipratan kue ekonomi MBG yang dialokasikan sebesar Rp 71 triliun,” ungkapnya.

Semestinya, lanjut Eliza, program MBG menjadi momentum untuk membenahi tata kelola pangan Tanah Air dengan cara membangun rantai pasok lokal, linkage peternak, petani, nelayan lewat program yang mesti dikeluarkan pemerintah. 

“Program MBG ini semestinya jadi captive market bagi para produsen lokal, MBG ini bisa memberikan kepastian harga dan jaminan pasar bagi produsen lokal,” imbuhnya. (*)

 

Berita Terkini