Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Pemerintah Kota (Pemkot) Kupang mengoptimalkan pencegahan yang berimbas ke gangguan kesehatan mental bagi anak sekolah.
Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kupang, Okto Naitboho mengatakan, dalam rangka meminimalisir hal yang bersifat gangguan psikologi anak-anak sekolah, pihaknya senantiasa mendorong sekolah menciptakan suasana belajar ramah anak.
"Hendaknya guru menghindari pernyataan verbal yang mengarah kepada semacam tekanan batin bagi siswa, misalnya ancaman dan lainnya," kata dia, Senin 19 Agustus 2024.
Dia mengatakan, tim pencegahan dan penanggulangan di setiap sekolah yang sudah dibentuk harus berperan. Tim itu perlu memotivasi tiap anak agar timbul percaya diri. Dia tidak ingin pengajar memberi peran yang bisa menimbulkan gangguan psikis.
Menurut dia, upaya pencegahan adalah optimalisasi peran tim pencegahan dan penanggulangan dan memberi kenyamanan belajar ramah anak.
Siswa diberi ruang untuk berkompetisi secara sehat tanpa tekanan.
Dia bilang, tim itu telah dibentuk sejak awal tahun 2024. Pada level Dinas juga dilakukan pembentukan hingga ke setiap sekolah. Pihaknya juga memberikan pelatihan bagi tiap koordinator tim yang sudah dibentuk sebagai upaya pencegahan dan penanggulangan.
"Bagaimana menangani permasalahan yang terjadi. Seperti misalnya bully, rasis atau kekerasan fisik. Tim bagaimana memberikan pemahaman dan memberi pemahaman bersama," ujarnya.
Namun begitu, dia mengakui kalau tim itu belum berjalan sesuai dengan harapan. Masih ada tim yang belum terlaksana dengan masif.
Tim itu belum secara rutin melakukan sosialisasi. Hal itu akan terus didorong Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kupang.
"Pengamalan ini yang mendorong kami untuk mengoptimalkan peran tim itu," kata dia.
Baca juga: Dinas Pendidikan Kota Kupang Semarakkan HUT RI ke-79 dengan Lomba Permainan Tradisional
Dia mengatakan, Dinas harus bekerja keras agar peran tim dan proses belajar keramahan anak harus dilakukan.
Sebab, hasil evaluasi masih ditemukan persoalan seperti itu. Hampir setiap kegiatan bersama para kepala sekolah atau guru, pihaknya selalu mengingatkan.
"Senantiasa menghindari hukuman fisik, tapi penegakan yang bersifat edukasi. Misalnya suruh anak ke perpustakaan untuk dia meringkas. Itu kan lebih edukatif," ujar Okto.
Okto berharap agar, ada kerja sama dari semua pihak guna mewujudkan sekolah ramah anak dan terhindar dari perlakuan yang kurang baik. Karena, bisa saja terjadi trauma bagi anak yang berdampak ke gangguan kesehatan mental anak itu sendiri. (fan)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS