"Justru itu padahal kita tahu Pak Mahfud itu, masa orang Madura nggak ada yang memilih dia. Padahal tadi saya pikir gitu atau masa orang NU nggak ada yang milih Muhaimin ataupun Mahfud MD," pungkasnya.
Hal ini masih menjadi pertanyaan-pertanyaan besar bagi Ikrar.
Bahkan masih banyak sejumlah tokoh yang kemudian berhadapan dengan KPK setelah Pileg atau Pilpres itu selesai.
"Nah ini juga harus menjadi satu pelajaran besar bagi para politisi yang bermasalah ya. Bahwa jangan Anda nurut kepada kekuasaan yang ada di atas untuk kemudian anda bisa bebas dari kasus-kasus korupsi," tuturnya.
Sementara itu Presiden Jokowi menampik ikut cawe-cawe dalam internal Partai Golkar khususnya dalam pengunduran diri Airlangga Hartarto.
Jokowi menegaskan, keputusan Airlangga itu tidak ada kaitannya dengan dirinya.
Menurutnya, keputusan untuk mengundurkan diri merupakan pilihan pribadi dan merupakan urusan internal Golkar.
"Tidak ada (cawe-cawe)," kata Jokowi dengan lugas kepada awak media seusai meninjau lapangan HUT ke-79 RI di IKN, Kalimantan Timur, Selasa 13 Agustus 2024 dikutip Tribunnews.com.
Baca juga: Ini Jawaban Tegas Presiden Jokowi Pasca Airlangga Mundur dari Jabatannya
"Urusan Pak Airlangga itu internal partai, di partai itu ada proses ada mekanisme, silakan tanyakan kepada Golkar dan juga kepada Pak Airlangga," kata Jokowi.
Jokowi pun kemudian berkelakar agar awak media menanyakan langsung urusan tersebut kepada Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Golkar, Dito Ariotedjo.
Dito yang berdiri tepat di samping Jokowi hanya menanggapinya dengan tertawa.
"Ini di sini juga ada Golkar, Pak Dito, silahkan tanyakan. Jangan saya mencampuri internal partai, nggak bisa," tegasnya. (*)
Ikuti Pos-Kupang.Com di GOOGLE NEWS