Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Senin 22 Juli 2024, "Siapakah yang Engkau Cari"

Editor: Rosalina Woso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bruder Pio Hayon SVD menulis Renungan Harian Katolik Senin 22 Juli 2024, Siapakah yang Engkau Cari

Oleh: Bruder Pio Hayon, SVD

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik Senin 22 Juli 2024, "Siapakah yang Engkau Cari"

Hari Senin Biasa Pekan XVI

Pesta Sta. Maria Magdalena

Bacaan I:Kid. 3:1-4a

Injil: Yohanis 20:1.11-18                                                                   

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Salam damai sejahtera untuk kita semua. Usaha untuk mencari sesuatu atau seseorang dalam hidup kita adalah salah santu bentuk kepedulian kita terhadap orang atau barang yang kita butuhkan.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 21 Juli 2024, "Hati yang Berbelas Kasih"

Orang yang mencari pekerjaan misalnya adalah usaha untuk mencari peluang untuk bekerja dan mendapatkan hasil untuk kehidupannya. Maka letak usaha mencari itu adalah niat hati kita yang membawa kita pada tujuan kita.

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Hari ini dalam gereja, kita merayakan pesta santa Maria Magdalena. "Maria asal Magdala" adalah seorang perempuan Yahudi pengikut Yesus yang ikut serta dalam pewartaan-pewartaan Yesus, dan pada kemudian hari menjadi saksi mata peristiwa penyaliban, penguburan, dan kebangkitan Yesus. Mungkin sekali ia dijuluki "Magdalena" karena berasal dari Magdala, kota nelayan di tepi barat Danau Galilea.

Dalam Lukas 8:2–3 menerangkan bahwa Maria Magdalena adalah salah seorang dari perempuan-perempuan yang ikut serta dalam pewartaan-pewartaan Yesus dan menyokong pewartaan Yesus "dengan kekayaan mereka".

Keterangan ini menyiratkan bahwa mungkin sekali Maria Magdalena adalah seorang perempuan yang relatif kaya. Nas yang sama juga menerangkan bahwa Yesus mengusir tujuh roh jahat dari dalam diri Maria Magdalena.

Keempat injil kanonik menyebutnya, baik secara pribadi maupun bersama sejumlah perempuan lain, sebagai orang yang pertama kali mendapati kubur Yesus sudah kosong, dan juga sebagai orang yang pertama kali bersaksi tentang kebangkitan Yesus. Karena hal-hal inilah, banyak Gereja dari berbagai mazhab menghormatinya sebagai "rasul para rasul".

Sama seperti Yesus, Maria Magdalena juga diakui sebagai salah seorang tokoh nyata dalam sejarah di kalangan sejarawan sekuler pada umumnya. Meskipun demikian, hanya sedikit sekali keterangan mengenai riwayat hidupnya. Maria Magdalena tidak meninggalkan karya-karya tulis sendiri ataupun yang ditulis oleh penulis yang lainnya.

Namun apapun itu, Maria Magdalena menjadi simbol akan keikutsertaan perempuan dalam karya keselamatan umat manusia dan Yesus mau menghapus pandangan yang menomorduakan perempuan dalam tradisi Yahudi bahkan cenderung direndahkan. Yesus dalam konteks ini menempatkan Maria Magdalena juga sebagai perempuan yang aktif dalam karya pelayanan Yesus juga untuk membuka persepsi baru tentang peran perempuan dalam ranah sosial bangsa Yahudi.

Namun dapat terliat juga seperti dalam Kidung Agung, Maria Magdalena telah menemukan jantung hatinya yaitu Yesus sang gurunya. Itu pula yang dikisahkan dalam Injil Yohanes tentang Maria Magdalena pada saat peristiwa Yesus wafat dan dikuburkan. Kisah itu dimulai dengan saat hari minggu Paskah Yahudi, Maria Magdalena datang ke kubur Yesus waktu pagi-pagi benar ketika hari masih gelap.

Dan setelah masuk ke kubur itu sambil menangis, Maria mendapatkan dua orang malaikat dan malaikat itu bertanya kepadanya: “Ibu, mengapa engkau menangis? Lalu jawab Maria: “Tuhanku telah diambil orang, dan aku tidak tahu di mana Ia diletakkan.” Maria berkata demikian karena dia telah menemukan bahwa kubur Yesus itu kosong dan jenazah Yesus tidak ada di sana dan dia hanya menemukan dua malaikat di kubur Yesus.

Dan ketika berpaling keluar kubur, Maria berjumpa dengan Yesus tapi dia tidak mengenali bahwa itu adalah Yesus. Dan Yesus bertanya: “Ibu, mengapa engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?” Maria menyangka Yesus adalah seorang penunggu taman di pekuburan itu dan bertanya kepadanya: “Tuan, jikalau Tuan yang mengambil Dia, katakanlah kepadaku di maan Tuan meletakan Dia supaya aku dapat mengambilNya.”

Komunikasi antara Yesus dan Maria Magdalena menunjukkan intensitas relasi yang mendalam antara Yesus dan Maria secara spritual. Kerinduan yang sangat besar yang ditunjukkan oleh Maria Magdalena untuk bisa melihat atau ‘berjumpa dengan Yesus itu membuat dia akhirnya benar mendapat kasih karunia dari Tuhan. Kita memang beriman kepada Tuhan, tapi kadang atau bahkan seringkali kita tak punya kerinduan yang besar untuk mau berjumpa dengan Yesus atau untuk mau datang kepada Yesus.

Kita masih terlalu egois untuk Tuhan yang datang kepada kita dan memberikan apa yang kita minta. Itu kekurangan terbesar kita. Maka marilah kita belajar dari Santa Maria Magdalena untuk selalu mempunyai kerinduan yang besar untuk berjumpa dengan Yesus.

Saudari/a terkasih dalam Kristus

Pesan untuk kita, pertama:kita semua dipanggil menjadi murid Tuhan atas cara yang berbeda satu dengan yang lain. Kedua, tapi apapun bentuk dan caranya, kita telah diberi tugas untuk menjadi pewarta sabda. Ketiga, dan untuk itu, relasi intim dengan Yesus sebagai sang Sabda itu adalah satu keharusan agar kita dapat menimbah kekuatan dari padaNya.(*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS

Berita Terkini