Berita NTT

BAN-PDM NTT Beri Pelatihan Bagi 175 Asesor di Daratan Timor, Rote dan Sabu 

Jadi bagaimana pendidik bisa membuat anak-anak semua kompetensinya diberdayakan, ditingkatkan dan senang belajar. 

|
Penulis: Michaella Uzurasi | Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/MICHAELLA UZURASI
Pelatihan Asesor hari kedua Wilayah Timor, Rote, Sabu dan Alor di Hotel Pelangi Kupang, Sabtu, 20/07/2024. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Michaella Uzurasi 

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Anak Usia Dini, Dasar dan Menengah (BAN-PDM) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menggelar pelatihan bagi 175 peserta yang berasal dari Pulau Timor, Rote, Sabu dan Alor selama tiga hari sejak Jumat, 19/07/2024 hingga Minggu, 21/07/2024. 

Pelatihan ini digelar di Hotel Pelangi Kupang dalam lima kelas, dengan peserta 35 orang masing-masing kelas. 

Ketua BAN-PDM NTT, Alexander Due saat pelatihan hari kedua, Sabtu, 20/07/2024 mengatakan, total ada 300 lebih asesor di seluruh NTT sehingga pelatihan ini dibagi dalam dua tahap yakni tahap pertama untuk Timor, Rote, Sabu dan Alor yang terpusat di Kupang sementara  tahap kedua untuk wilayah Flores, Sumba dan Lembata yang akan dilaksanakan di Ende. 

"Asesor ini adalah para profesional di bidang pendidikan, khususnya penilaian dan ini terdiri dari pengawas, penilik sekolah, para dosen, para mantan kepala sekolah, mantan pengawas lalu ada kepala sekolah dan kepala TK. Pokoknya yang benar-benar memahami tentang pendidikan," kata Alex. 

"Biasanya setiap tahun ada kegiatan yang namanya refreshment atau peningkatan kompetensi tapi ini benar-benar pelatihan karena asesor akan melatih instrumen baru sekaligus kita mau menyampaikan kepada masyarakat khususnya pemerhati pendidikan, Dinas Pendidikan, kepala satuan, kepala sekolah, bahwa sekarang ini penilaian akreditasi itu menggunakan instrumen baru berbasis kinerja jadi tidak seperti lalu-lalu itu yang berbasis dokumen. 
Jadi asesor itu lihat kinerja sekolah seperti apa," jelasnya. 

Lanjut Alex, ada beberapa komponen utama di dalam sekolah yang akan dinilai diantaranya lingkungan belajar. Lingkungan belajar yang diidamkan masyarakat, yang aman dan nyaman, sehingga orang senang datang ke sekolah, entah itu karena guru atau karena penataan sekolah. 

Yang kedua, kepemimpinan kepala sekolah. Kepala sekolahnya seperti apa, bisa menggerakkan unsur-unsur, para stakeholder di sekolah, sebagai pemimpin pembelajaran bisa membuat orang betul-betul terpacu dan senang belajar. Artinya kepala sekolah harus benar-benar menjadi pemimpin pembelajaran yang baik. 

Ketiga, kinerja pendidik pada proses pembelajaran.

Jadi bagaimana pendidik bisa membuat anak-anak semua kompetensinya diberdayakan, ditingkatkan dan senang belajar. 

"Karena selama ini ada stigma negatif bahwa school but not learning. Ini ada rohnya juga dari Kurikulum Merdeka jadi kita mengikutinya dengan instrumen yang baru. Instrumen ini harus segera diketahui oleh para kepala sekolah, atau kepala satuan," ujarnya. 

Dia berharap, para asesor yang mengikuti pelatihan ini terus meningkatkan kompetensi mereka karena mereka sudah ada ilmu dasar, selain itu harus menjaga transformasi pendidikan dari yang sebelumnya berdasarkan dokumentasi ke penilaian kinerja. 

Salah satu peserta pelatihan, Yosef Dionisius Lamawuran, S.Sos., M.Si., mengatakan, para asesor diberi pelatihan ini karena sebelumnya badan akreditasi Paud dan Sekolah Menengah belum disatukan.

"Ada perubahan nomenklatur jadi SM dan PAUD digabung. Jadi asesor BAN-PDM, Paud Dasar dan Menengah. 
Terjadinya pergantian nomenklatur ini akan berpengaruh terhadap sistem penilaian akreditasi (Sispena) begitupun dengan instrumennya. Sehingga asesor dari dua BAN sebelumnya itu dikumpulkan, diberikan pelatihan lagi terkait dengan sistem akreditasi yang baru dan juga pengenalan akan instrumen yang akan digunakan dalam proses akreditasi," kata Yosef. 

"Kemarin kami pembukaan dan penyampaian kebijakan akreditasi, hari ini kami fokus kepada pendalaman Sispena dan instrumen yang akan digunakan dalam kegiatan akreditasi yaitu kegiatan pra visitasi kegiatan visitasi. Jadi kami dibekali pengetahuan-pengetahuan tentang bagaimana asesor bertugas menilai dokumen yang diunggah oleh lembaga dicek dulu apa-apa saja yang sudah lengkap apa yang belum lengkap. Nantinya itu yang akan digunakan untuk menguji atau meng-crosscheck dokumen yang diunggah di Sispena sebelum visitasi relevan tidak dengan yang akan kami pantau secara langsung di lapangan. Setelah itu baru akan dilanjutkan dengan validasi dan verifikasi," kata Akademisi Fisip Unwira ini. 

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved