POS-KUPANG.COM, KYIV - Takhta Suci Vatikan dan Uni Emirat Arab berhasil memediasi pembebasan 10 orang Ukraina dari tahanan Rusia. Mereka telah ditahan Rusia selama bertahun-tahun. Sejak perang Rusia Ukraina berlangsung, 3.310 warga Ukraina telah dibebaskan dari tahanan Rusia.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengumumkan proses pembebasan 10 warga sipil Ukraina tersebut Sabtu (29/6/2024) malam dalam unggahan di media sosial X.
“Saya berterima kasih pada Uni Emirat Arab dan Takhta Suci atas proses mediasi untuk pembebasan mereka yang berlangsung pekan ini,” katanya.
Mereka dibebaskan pada hari Jumat. Beberapa di antaranya telah ditangkap bertahun-tahun lalu, bahkan sebelum perang Rusia-Ukraina pecah. Selain 10 warga sipil, sebanyak 90 personel militer Ukraina yang ditawan Rusia juga dibebaskan pada pekan ini.
Salah satu warga sipil Ukraina yang dibebaskan adalah Nariman Dzhelyal, wakil ketua Mejlis, yang sudah hampir tiga tahun ditahan Rusia.
Mejlis adalah badan perwakilan Tatar Krimea. Badan ini dipindahkan dari Krimea ke Kyiv setelah Rusia merebut semenanjung itu pada tahun 2014.
Namun, Dzhelyal tetap tinggal di sana. Dia ditangkap pihak Rusia di Krimea dan dibawa ke tahanan setahun sebelum pecahnya perang Rusia-Ukraina.
Dzhelyal mengatakan banyak warga Ukraina yang masih ditahan. “Kita tidak dapat membiarkan mereka di sana karena kondisinya, baik psikologis maupun fisik, sangat menakutkan di sana,” ujarnya.
Kepala Mejlis, Refat Chubarov, dan pemimpin Tatar Krimea Mustafa Dzhemilev mengungkapkan kebahagiaan dengan memeluk Dzhelyal saat ia dibebaskan. Pertemuan keluarga para tahanan yang dibebaskan berlangsung haru di ibu kota Ukraina.
Baca juga: Rusia Konfirmasi A-50U Ditembak Jatuh Rudal Ukraina, Perintahkan Penangkapan Kolonel Mykola Dzyaman
Mengenakan bendera Ukraina kuning biru dan terlihat lelah, mereka akhirnya dapat berkumpul lagi dengan keluarganya. Beberapa dari mereka terlihat sibuk menjawab telepon. Salah satunya sejarawan seni Olena Pekh yang dibebaskan setelah enam tahun ditahan di Donetsk, wilayah yang saat ini dikuasai Rusia.
Ia terlihat bercakap-cakap dengan putrinya, Isabella Pekh, lewat panggilan video. “Aku sangat ingin memelukmu. Aku akan segera bersamamu, Bu. Maafkan aku tidak bisa menemuimu,” kata Isabella.
Warga Ukraina yang dibebaskan dari Tahanan Rusia tiba di Kyiv, Ukraina, Sabtu (29/6/2024) untuk menuliskan pesan di bendera Ukraina untuk menandai pembebasan mereka.
Selama hampir enam tahun ibunya ditahan, Isabella kerap tampil menjadi pembicara di berbagai konferensi internasional untuk memperjuangkan pembebasan ibunya. Ia juga meminta bantuan duta besar untuk pembebasan tersebut.
“Enam tahun adalah neraka yang tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata. Tapi saya tahu saya punya tanah air, saya punya orang-orang yang mencintai saya, saya punya putri saya,” kata Olena.
Sementara itu, dua pastor Katolik Yunani yang dibebaskan adalah Ivan Levytskyi dan Bohdan Heleta. Keduanya ditahan sejak 16 November 2022 di gerejanya di kota Berdiansk di wilayah tenggara Zaporizhzhia. Kawasan itu sekarang dikuasai Rusia.