Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mengeluarkan data perkembangan stunting sejak 2018 hingga kini.
Dinas Kesehatan menggunakan dua sumber data menghitung dinamika stunting. Dua sumber data yang dimaksud adalah Survei Status Gizi Indonesia atau SSGI dan elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM).
Angka stunting bergerak dari angka 42,6 persen versi SSGI dan 35,4 persen dari e-PPGM. Data itu terlihat pada tahun 2018 atau sejak awal kepemimpinan Gubernur kala itu, Viktor Bungtilu Laiskodat.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi NTT, Iwan Martino Pellokila, Kamis 27 Juni 2024, mengatakan, trend stunting terus mengalami penurunan hingga 2024.
Baca juga: Fary Francis Tak Maju Calon Gubernur NTT, Ditugaskan Prabowo Tetap Kawal ASABRI
Tahun 2025, target nasional penurunan stunting adalah 18,8 persen. Sementara Provinsi NTT menargetkan turun ke angka 33,1 persen.
"Itu target terbaru Nasional dan NTT berdasarkan yang ditetapkan oleh BAPPENAS," kata dia, Kamis petang.
Dinas Kesehatan Provinsi NTT, kata dia, melakukan intervensi penanganan stunting spesifik dengan porsi 30 persen. Intervensi sensitif sebesar 70 persen dilakukan pada lintas sektor.
Adapun intervensi spesifik merupakan kegiatan yang langsung mengatasi penyebab terjadinya stunting dan umumnya diberikan oleh sektor kesehatan seperti asupan makanan, pencegahan infeksi, status gizi ibu, penyakit menular dan kesehatan lingkungan.
Sedangkan intervensi sensitif adalah intervensi yang secara tidak langsung memengaruhi kejadian stunting, misalnya perbaikan pola asuh, pemberian bantuan sosial, penyediaan sarana air bersih dan jamban yang sehat.
"Jadi kita Dinkes mempunyai porsi 30 persen dalam pencegahan dan penanganan stunting. Selebihnya ada di perangkat daerah yang lain," sebut Iwan Pellokila.
Di samping itu, Dinas Kesehatan juga gencar melakukan operasi bulan timbang yang dilakukan tiap bulan Februari dan Agustus. Presentasi stunting akan diketahui setelah proses penimbangan dan pengukuran dilakukan
Per 27 Juni 2024, sudah 85,5 persen atau 348.494 dari 407.788 balita yang diukur. Lima kabupaten yakni Rote Ndao, Lembata, Manggarai Barat, Alor dan Ngada memiliki pencapaian tertinggi, merujuk data ePPGBM.
Sementara, Sumba Barat Daya, Sumba Barat, Manggarai, Manggarai Timur, Sikka dan Sumba Tengah, masih berada dibawa 85 persen.
Data penimbangan tiap daerah keadaan 1-27 Juni 2024: