Timor Leste

Kunjungan Paus Fransiskus ke Timor Leste, Ribuan Umat Katolik dari NTT Akan Berangkat ke Dili

Editor: Agustinus Sape
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Paus Yohanes Paulus II hari Kamis (12/10/1989) tiba di Dili, Timor Timur, dalam rangkaian kunjungannya di Indonesia. Di lapangan Tasitolu, Dili, Sri Paus memberkati umat dalam misa agung yang dihadiri 250.000 umat Katolik.

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Pemimpin umat Katolik Sedunia Paus Fransiskus akan mengunjungi Jakarta, Indonesia, dan Dili, Timor Leste, pada September 2024 mendatang. Umat Katolik di Nusa Tenggara Timur (NTT) pun diprediksi berbondong-bondong menuju Dili untuk menghadiri momen yang disebut ”bersejarah dan penuh rahmat” itu.

Petugas Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Terpadu Motaain yang berada di perbatasan NTT dengan Timor Leste pun mulai bersiap untuk menambah konter pelayanan. Penambahan itu untuk mengantisipasi lonjakan warga dari NTT yang melintas ke negara di Pulau Timor itu.

Informasi yang dihimpun Kompas hingga Rabu (26/6/2024), keinginan untuk pergi ke Dili itu tidak hanya dirasakan umat Katolik di Pulau Timor, tetapi datang juga dari Pulau Flores, Sumba, Lembata, dan pulau-pulau kecil lain di NTT. Mereka rindu bertemu dengan Paus Fransiskus.

Ary Bargon dari Timor Leste mengalungi Paus Fransiskus dengan selendang khas Timor Leste dalam pertemuan mewakili komedian Asia di Vatikan, Jumat 14 Juni 2024. (FACEBOOK/ARY BARGON)

Paus pernah menyapa umat Katolik di NTT dalam rangkaian kunjungan ke Indonesia tahun 1989. Saat itu Paus Yohanes Paulus II datang ke Maumere, Pulau Flores. Paus juga datang ke Dili yang masih berstatus ibu kota Provinsi Timor Timur, bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Timor Timur berdiri sendiri menjadi negara Timor Leste setelah Jajak Pendapat 1999.

Akses langsung dari NTT ke Dili hanya tersedia lewat jalur darat. Dari Kota Kupang menggunakan mobil lebih kurang 12 jam. Pintu masuk melalui Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Terpadu Motaain, sekitar 8-9 jam dari Kota Kupang. Banyak kendaraan umum yang beroperasi di jalur itu.

Charles Kono (44), warga Atambua, Kabupaten Belu, mengatakan, ia dan istri sedang mengurus paspor demi bisa pergi ke Dili. Mereka akan ke sana beberapa hari sebelum Paus tiba. ”Kami ingin mengikuti Perayaan Ekaristi yang dipimpin Bapa Suci. Ini akan jadi sejarah. Kami rindu mendapatkan rahmat darinya,” katanya.

Selama di Dili, mereka akan tinggal di rumah keluarga. Adik ipar Charles menikah dengan orang Dili dan kini tinggal di sana. Dengan tinggal di rumah keluarga, mereka dapat menghemat pengeluaran. Tarif penginapan di Dili melambung, bahkan sudah penuh.

Untuk saat ini, setiap Senin sampai Jumat sekitar 700 pelintas, sedangkan akhir pekan mencapai 1.000 pelintas.

Ketika Paus Yohanes Paulus II datang sekitar 35 tahun silam, Charles yang kala itu masih sekolah dasar diajak orangtua ke Dili. Ia menyaksikan ribuan orang dari Timor barat pergi ke sana. ”Banyak orang jalan kaki selama berhari-hari,” ujarnya.

Valentinus Boki (35), warga di perbatasan Indonesia-Timor Leste, berharap agar mereka yang tinggal di perbatasan boleh melintas cukup dengan Pas Lintas Batas, seperti yang berlaku selama ini. ”Sebab, kalau harus urus paspor, kami tidak punya uang,” ucapnya. Biaya pengajuan paspor saat ini paling murah Rp 350.000.

Baca juga: Paus Fransiskus Akan Bertemu Presiden Jokowi dan Tokoh Lintas Agama di Masjid Istiglal

Pemberian Pas Lintas Batas merupakan kebijakan dari pemerintah Indonesia dan Timor Leste. Mereka yang mendapat hak istimewa itu adalah yang tinggal di perbatasan. Alasannya, mereka memiliki relasi kultural. Pas Lintas Batas tanpa dipungut biaya.

Pertimbangan itu menyusul banyaknya warga di perbatasan hidup di bawah garis kemiskinan. Mereka bekerja sebagai buruh serabutan dan petani gurem. Tahun ini terjadi gagal panen di daerah itu dan hampir seluruh wilayah NTT. Ekonomi mereka kian terpukul. ”Tapi, kami ingin ke sana,” ucap Boki.

Kepala PLBN Terpadu Motaain Engelberthus Klau yang dihubungi melalui sambungan telepon mengatakan, berbagai persiapan terus dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan pergerakan WNI ke Dili. Salah satunya ialah dengan menambah konter pemeriksa imigrasi yang kini berjumlah tiga.

Klau belum dapat memprediksi banyaknya orang yang melintas jelang kedatangan Paus Fransiskus. Untuk saat ini, setiap Senin sampai Jumat sekitar 700 pelintas, sedangkan akhir pekan mencapai 1.000 pelintas.

(kompas.id)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Berita Terkini