Wawancara Eksklusif

Wawancara Eksklusif Sudirman Said: Tugas Pak Prabowo Sangat Berat

Editor: Alfons Nedabang
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wakil Direktur Pemberitaan Tribun Network, Domu Ambarita menyerahkan cinderamata kepada Sudirman Said.

Tapi juga sebetulnya kita punya tiga lapis masyarakat. Satu lapisan paling atas itu orang-orang yang negara enggak ngapa-ngapain juga mereka tetap hidup. Kelompok ini hanya membutuhkan kepastian kebijakan tidak berubah ubah, kemudian hukumnya memberi suatu keadilan.

Yang di tengah barangkali menjaga kenyamanan yang diperoleh. Saat ini anak anak muda ini kan menjadi tren mereka tidak lagi risau dengan enggak punya mobil, enggak punya rumah tapi yang penting bisa nyewa, kawan-kawan ini hanya perlu difasilitasi untuk memperoleh itu semua.

Nah, kemudian yang paling bawah ini yang membutuhkan sentuhan dari negara, dalam hal ini resources terbaik pikiran terbaik sumber daya terbaik harus difokuskan kepada 40 persen paling bawah.

Yang muda bagaimana? Sebenarnya kita berpuluh tahun berinvestasi pendidikan luar biasa, misalnya LPDP, kita tahu itu. Itu kan menghasikan ribuan sarjana yang dikirim ke luar sekolah, sekarang kita memperoleh resources yang luar biasa.

Nah, teman-teman itu yang perlu diajak ke dalam. Saya punya pengalaman di Aceh, kenapa Aceh bisa dibangun dengan cepat dan sumber daya bisa kumpul? Karena kepemimpinannya kredibel. Orang seperti Pak Kuntoro (Mangkusubroto) itu sangat dipercaya publik sehingga begitu beliau menyampaikan sesuatu, orang berlomba-lomba ikut terlibat.

Menurut saya Jakarta bisa seperti itu jika dipimpin pemimpin yang terpercaya, anak-anak muda akan berpartisipasi. Nah, dari mereka akan muncul gagasan-gagasan segar, jadi anak muda perlu dilibatkan.

Politik sangat dinamis. Jika nanti tiba-tiba partai memutuskan Anda hanya menjadi cawagub, bukan cagub, bagaimana?

Tergantung cagubnya siapa, karena saya sama sekali tidak mencari posisi. Yang saya berikan itu pikiran, ide, pengalaman, untuk ikut menata Jakarta. Jadi mau akhirnya jadi cagub cawagub, itu buat saya tidak soal. Dan saya punya filosofi sejak dulu yang namanya leadership, itu bukan soal posisi, tapi soal peran perilaku.

Jadi mau di posisi wagub, gubernur asal kita bisa memberikan yang terbaik itu sama saja. Tapi teman-teman yang mendorong itu kan meminta saya mencobanya menjajaki jadi cagub gimana? Tapi kalau misalkan partai berembuk kemudian ada satu komposisi yang menarik untuk dikerjakan, ya kita kerjakan, karena antara gubernur dan wagub sebaiknya chemistry-nya nyambung. Kalau enggak nyambung enggak baik.

Itu tergantung nanti siapa. Saya juga akan mencari pertama akan memutuskan kemudian setelah itu akan mencari pasangan yang terbaik. Kalau umpamanya partai memutuskan jadilah wagubnya seseorang saya akan lihat apakah secara chemistry-nya akan nyambung atau tidak. (tribun network/mam/dod)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

 

Berita Terkini