POS-KUPANG.COM - Kurator Ibu Kota Nusantara (IKN) sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Ridwan Kamil mengatakan kemenangan pasangan 02 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka membuat makin banyak investor yang datang.
Secara politik, investor yang ragu-ragu masuk menanamkan investasi saat ini sudah yakin untuk berinvestasi di IKN.
“Gara-gara 02 menang, investor jadi banyak. Jadi waktu sebelum Pilpres itu pada nunggu karena kan pasangan yang bukan 02 kan ada yang menentang,” kata Kang Emil, sapaannya saat podcast di Gedung Tribun Network, Palmerah, Jakarta, Selasa (28/5/2024).
Berikut wawancara News Manager Tribun Network Rachmat Hidayat dan Host Tribun Network Geok Mengwan dengan Ridwan Kamil.
Mungkin belum banyak yang tahu Kang Emil tugasnya sebagai kurator IKN?
Iya, IKN itu kan keputusan sejarah, ya. Dan bukan lagi keputusan presiden, keputusan negara disetujui oleh DPR. Karena kan, jadi siapapun presidennya, termasuk Pak Prabowo, tentu akan melanjutkan. Oke. Dan IKN ini kan bukan ide Pak Jokowi, loh.
IKN ini dari zaman Belanda udah ada. Sejarahnya itu dulu IKN itu mau pindah ke Bandung. Sebagian kementerian sudah pindah itu ke Bandung.
Keburu Jepang datang tahun 1942. Bubar lah IKN-nya pemerintah kolonial. Bandung nggak jadi IKN, kan. Zaman Bung Karno, idenya di Palangkaraya, kan. Cuman nggak ada duit, baru merdeka, nggak ada. Zaman Pak Harto mau ke Jonggol, Bogor, kan. Keburu reformasi.
Nah, baru di era Pak Jokowi ini. Karena visi pembangunannya itu harus juara dunia, ya. Forest City, Green City, Smart City, Net Zero Carbon, dan gitu-gitu, kan.
Beliau butuh orang dengan keilmuan arsitektur perkotaan yang bisa mewakili beliau untuk memfilter. Bahwa proyek bangunan ini kelas dunia apa ecek-ecek. Nah, Pak Presiden nggak mau.
Harus semuanya world class. Ditunjuklah saya yang kebetulan gubernurnya selesai, kan. Jadi tugas saya, seperti besok hari Rabu ya, itu tiap hari Rabu-Kamis saya itu mereview hampir 8 proyek. Ada hotel, ada kantor, ada kebun raya, ada PLT sampah.
Karena IKN-nya sekarang sibuk. Makanya saya senang ada wawancara ini karena kurang publikasi sebenarnya. Bahwa di lapangan itu udah mau beres tahap satunya, kan. Termasuk upacara Agustusan tahun ini akan dilakukan di IKN. Jadi tugas saya intinya itu dengan nama jabatan kurator. Mengkurasi begitu.
Jadi kalau bahasa kita nyortir, gitu ya?
Ya, nyortir yang terbaik-terbaik, yang jelek-jelek, kurang baik, disuruh perbaikan, baru balik lagi. Ini kan menjadi diferensiasi bagi ibu kota. Taruhlah kita lebih kepada di Asia.
Diferensiasi apa sih, kalau misalnya di konsep Forest City itu? Dibandingkan ibu kota di negara Asia Tenggara, misalnya?