Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Rosalia Andrela
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Sekretaris Sinode GMIT, Pdt. Lay Abdi Karya Wenyi, M.Si mewakili Ketua Sinode GMIT, Pdt. Samuel Pandie membuka pawai bulan budaya yang diinisiasi oleh kaum bapak sinode GMIT 2024 sekaligus merayakan Pentakosta.
Pada sambutannya Pdt. Lay mengingatkan peserta bahwa pawai harus bebas dari sampah dan meminta agar pawai tidak hanya sebagai tontonan tetapi tuntunan.
“Kami juga berharap bahwa kegiatan pawai hari ini, tidak sekedar menjadi tontonan bagi banyak orang. Kita berpawai bukan hanya supaya ditonton, tapi kita berpawai dengan harapan kita juga menjadi orang yang bisa menuntun bukan sekedar tontonan tapi tuntunan,” ujarnya Kamis, 23 Mei 2024 di halaman GMIT Centre.
Tuntunan ini lanjut Pdt. Lay dimulai dari hal sederhana yakni membuang sampah
“Dimulai dari hal hal yang sederhana. Pastikan bahwa pawai hari ini bebas sampah. Kita berharap bahwa kesaksian kita tentang kristus dalam peristiwa pawai. Sukacita pentakosta juga memberi sukacita bagi seluruh komunitas. Jangan sampai hanya kita yang suka cita, tapi ada orang yang kemudian marah marah karena kota ini dipenuhi dengan sampah,” tegas Pdt. Lay.
Kaum bapak sinode GMIT, menjadi tombak dalam memberi teladan bukan hanya di rumah tetapi juga bagi komunitas.
“Dalam konteks kehidupan kerohanian, peristiwa turunnya roh kudus adalah janji yang telah diberikan oleh Tuhan Yesus pada para pengikut pengikutnya, bahwa ia akan mengirim penolong bagi mereka. Yang memberi spirit memberi semangat dalam bersaksi dan melayani. Bukan sebuah kebetulan GMIT merayakan bulan budaya dalam momentum pentakosta. Bulan budaya adalah bentuk perayaan yang dikemas oleh GMIT untuk memberi makna dan kesaksian,” ungkap Pdt. Lay.
Dijelaskan Pdt. Lay, GMIT terdiri atas berbagai tradisi budaya dan bahasa yang berbeda beda, dan itu menjadi bagian dari kekayaan yang mesti dirayakan dan juga mesti disaksikan.
“Karena itu di gereja kita mesti belajar untuk menerima keragaman, bukan hanya berkaitan dengan budaya dan bahasa, tapi juga keragaman dalam cara berpikir. Kita berharap program kaum bapak bisa menyentuh langsung ke masyarakat yang membutuhkan, dan pawai yang diinisiasi kaum bapak tidak hanya berhenti di sini,” imbuhnya.
Usai memberikan sambutan, Pdt. Lay sekaligus membuka kegiatan pawai ditandai dengan pemukulan gong dan diterbangkannya burung merpati serta balon bersama dengan Forkopimda, undangan, dan jemaat yang hadir. (cr19)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS