"Pengembangan sistem Al yang telah diverifikasi diperlukan jika seseorang ingin mencapai hasil yang akurat dan dapat diandalkan dari Al," ujarnya.
Untuk memastikan bahwa sistem Al dapat dipercaya, pendekatan verifikasi dan validasi sistem Al yang didasarkan pada metode formal dapat digunakan. Keakuratan sistem Al dapat diperiksa dengan menggunakan pendekatan-pendekatan ini, yang memerlukan penerapan prosedur matematis dan logis.
Penerapan metode formal adalah salah satu cara untuk membantu menjamin bahwa sistem kecerdasan buatan (AI) bebas dari kesalahan logis/kekeliruan.
Dia mengatakan, ada banyak pembicaraan tentang bagaimana kecerdasan buatan dapat digunakan tes terstandarisasi dengan taruhan tinggi. Ada banyak juga perhatian yang diberikan pada kesulitan yang dapat muncul ketika coba menggunakan Al dan machine learning (ML) untuk membantu tes terstandarisasi dengan taruhan tinggi.
Penggunaan kecerdasan buatan dalam tes standar memerlukan pembuatan algoritma yang dapat dipercaya dan kredibel untuk penilaian dan evaluasi.
Verifikasi dan validasi sistem Al, kata dia, dapat difasilitasi dengan menggunakan pendekatan berbasis metode formal, yang dapat membantu memastikan ketergantungan dan validitas sistem AI yang digunakan dalam pengujian standar tertentu.
Implikasi Pengetahuan dan Kebenaran AI : Sebuah Refleksi
Dalam dunia era digital saat ini, perkembangan pesat Al dan pembelajaran mesin memiliki dampak penting pada cara orang berpikir tentang pengetahuan dan kebenaran yang otentik.
Bagian ini membahas konsekuensi dari 'pengetahuan' AI terhadap pendidikan, pengambilan keputusan, dan masyarakat, spekulasi tentang perkembangan masa depan dan potensi pergeseran dalam wacana filosofis serta menyelidiki bagaimana Al dapat mengubah gagasan tentang pengetahuan dan kebenaran yang sejati.
"Refleksi filosofis diperlukan untuk memberikan arahan bagi pengembangan AI," katanya.
Kekhawatiran telah muncul mengenai karakter pengetahuan dan keadaan lingkungan epistemik dunia karena AI. Sistem kecerdasan buatan menghasilkan informasi baru dengan menggunakan model statistik dan algoritma, yang keduanya sering kali bersifat probabilistik.
Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan yang dibuat oleh sistem Al tidak bersifat absolut, melainkan didasarkan pada probabilitas dari suatu kejadian. Hal ini menimbulkan masalah terkait sifat pengetahuan dan kebenaran, serta definisi konsep-konsep ini di era digital.
Pengaruh AI terhadap kerangka epistemik peradaban menjadi signifikan. Pengetahuan yang dihasilkan oleh Al memiliki potensi untuk merevolusi tidak hanya pendidikan tetapi juga pengambilan keputusan dan masyarakat.
Di bidang pendidikan, kecerdasan buatan dapat digunakan untuk memfasilitasi pembelajaran dan memberi siswa lebih banyak kebebasan. Al juga dapat digunakan untuk meningkatkan pengambilan keputusan di berbagai disiplin ilmu, seperti kedokteran, pemasaran, dan media sosial.
Namun, pemanfaatan Al dalam pengambilan keputusan menimbulkan kesulitan etis, seperti pertanyaan tentang bias, transparansi, dan tanggung jawab.