POS-KUPANG.COM, KUPANG - Tim dari Program Studi Gizi Politeknik Kesehatan, Kementerian Kesehatan (Poltekkes Kemenkes) Kupang yang dipimpin dosen Astuti Nur, menggelar pelatihan pemantauan pertumbuhan dan pembuatan PMT (Pemberian Makanan Tambahan) bagi kader Posyandu Puskesmas Oesapa sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat.
Astuti didampingi Maria Helena Dua Nita, Santa Luciana Da Costa dan tiga orang mahasiswa.
Mereka mengambil inisiatif dalam upaya pencegahan stunting di Kota Kupang. Kegiatan tersebut, diselenggarakan di Laboratorium Penilaian Status Gizi dan Laboratorium Penyelenggaraan Makanan Prodi Gizi Poltekkes Kemenkes Kupang, Sabtu (4/5) dan Senin (6/5).
Dalam keterangannya, Senin (13/5), Astuti Nur mengatakan, langkah ini merupakan upaya konkret untuk mendukung pemerintah daerah dalam menanggulangi masalah stunting, yang masih menjadi perhatian serius di tingkat lokal maupun nasional.
Dengan pengetahuannya sebagai seorang ahli gizi, Astuti Nur berupaya memberikan kontribusi nyata dalam membangun kesadaran dan keterampilan praktis bagi kaderPosyandu, yang merupakan garda terdepan dalam layanan kesehatan dasar di masyarakat.
"Pelatihan ini tidak hanya sekadar transfer pengetahuan, tetapi juga bertujuan untuk memberdayakan kader Posyandu agar mampu secara mandiri melakukan pemantauan pertumbuhan balita dan menghasilkan PMT dalam bentuk mi beras hitam kelor yang dapat diterapkan pada balita di Posyandu," ungkap Astuti Nur.
Baca juga: Kolaborasi Fakultas Farmasi Universitas Teknologi Mara dan Prodi Farmasi Poltekkes Kemenkes Kupang
Kader Posyandu yang berjumlah 30 orang ini dibekali dengan pengetahuan mendalam tentang stunting, faktor-faktor penyebabnya, serta cara pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas (LILA), lingkar kepala dan plotinggrafik pertumbuhan.
Selain itu, lanjutnya, mereka juga diajarkan membuat PMT (mi dengan penambahan beras hitam dan daun kelor) untuk meningkatkan nilai gizinya.
"Ini adalah langkah proaktif dalam mencegah terjadinya stunting, karena pemantauan pertumbuhan yang akurat dapat meminimalisir kesalahan dalam penentuan status gizi sehingga bentuk intervensi/penanganan juga akan tepat sasaran sesuai dengan permasalahan gizi balita," jelas Astuti Nur.
Peserta pelatihan, yang terdiri dari para kader dari perwakilan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Oesapa menyambut antusias langkah ini.
Mereka berkomitmen untuk mengimplementasikan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dalam praktik sehari-hari di Posyandu masing-masing.
Baca juga: Bank BTN Serahkan Beasiswa kepada 16 Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kupang
Mereka berharap, dapat memberikan dampak positif yang signifikan dalam menurunkan angka stunting di Kota Kupang.
Kegiatan ini mendapat apresiasi dari para peserta, seperti yang diungkapkan oleh salah seorang kader yang turut berpartisipasi.
"Saya sangat bersyukur atas adanya kegiatan ini. Seharusnya kegiatan seperti ini setiap tahun dilakukan agar menambah pengetahuan dan keterampilan kami," ujar salah seorang kader yang hadir.
Dengan adanya kegiatan ini diharapkan dapat bermanfaat dalam upaya penanganan stunting di Kota Kupang. Keberhasilan dalam menangani masalah stunting tidak hanya akan membawa dampak positif bagi kesehatan dan kesejahteraan anak-anak, tetapi juga akan memperkuat fondasi pembangunan yang berkelanjutan bagi generasi mendatang. (*)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS