Niscaya setelah mengamalkan ibadah ini, Allah Swt. akan memberikan petunjuk mengenai langkah yang terbaik dan Ia ridai.
Adapun cakupan masalah yang dapat kamu tanyakan sangatlah luas, mulai dari jodoh, pekerjaan, sekolah, dan lainnya.
Landasan ibadah ini tertuang dalam hadis riwayat Imam al-Bukhari, yang menjelaskan bahwa Jabir bin Abdillah berkata,
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يُعَلِّمُنَا الاسْتِخَارَةَ فِي الأُمُورِ كُلِّهَا كَمَا يُعَلِّمُنَا السُّورَةَ مِنْ الْقُرْآنِ يَقُولُ إذَا هَمَّ أَحَدُكُمْ بِالأَمْرِ فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ مِنْ غَيْرِ الْفَرِيضَةِ
Artinya: Rasulullah saw. mengajari kami (para sahabat) untuk sholat istikharah ketika menghadapi setiap persoalan, sebagaimana beliau mengajari kami semua surat dari Al-Qur’an. Beliau bersabda, ‘Jika kalian ingin melakukan suatu urusan, maka kerjakanlah sholat sunnah dua rakaat’. (An-Nawawi, al-Adzkar, 1997: 137)
Kapan Waktu yang Tepat untuk Salat Istikharah?
Sejatinya, Rasulullah saw. tidak memberi batasan waktu tertentu untuk amalan sunah ini.
Ini karena tujuan ibadahnya sangatlah khusus, berbeda dari ibadah lain.
Menurut buku Panduan Sholat Wajib & Sunnah Sepanjang Masa Rasulullah Saw. karya Ustadz Arif Rahman, ibadah ini bertujuan untuk meminta petunjuk.
Petunjuk ini berkaitan dengan pilihan terbaik di antara dua atau beberapa pilihan serupa yang yang muncul.
Karena itu kamu bisa mengerjakannya kapan saja ketika membutuhkannya, selama bukan waktu yang dilarang untuk mengerjakan salat.
Waktu yang terlarang ini adalah sore hari di antara salat Ashar dengan Magrib dan setelah tepat salat subuh sebelum matahari terbit.
Namun, idealnya kamu menunaikan dua rakaat salat istikharah di sepertiga malam, beriringan dengan salat Tahajud.
Tujuannya adalah agar Allah Swt. bisa segera memberikan jawaban melalui mimpi atau bunga tidur.
Selain itu, malam yang sepi akan membantumu untuk beribadah dengan lebih khusyuk.