Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Kota Kupang bakal menggelar forum bisnis.
Kegiatan itu rencananya dihadiri pengusaha dan Menteri Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) Republik Demokratik Timor Leste (RDTL).
Rencana kegiatan itu berlangsung tanggal 19 Maret 2024 di lantai 10 Hotel Harper, Kota Kupang.
Menurut Ketua HIPMI Kota Kupang Yusak Benu, setidaknya ada 35 delegasi dari Timor Leste, yang terdiri dari Menteri Perindag Filipus Nino Pereira, ANJET Timor Leste dan CCI atau KADIN Timor Leste.
Baca juga: RSUD Prof WZ Johannes Kupang Punya Alat Kateterisasi Jantung, Diresmikan Penjabat Gubernur NTT
Sementara itu, dari Kupang akan hadir DPD REI NTT, APINDO, Kadin dan Harley Davidson Club Indonesia (HDCI).
"Ini adalah agenda tahunan HIPMI dimana tiap tahunnya HIPMI itu harus melakukan forum bisnis," kata Yusak Benu, Senin, 11 Maret 2024 kepada wartawan.
Dia menyebut, HIPMI Kota Kupang sudah melakukan koordinasi dengan Penjabat Gubernur NTT Ayodhia Kalake dan Penjabat Wali Kota Kupang Fahrensy Funay.
Nantinya, para delegasi dari Timor Leste akan ditemani dia pimpinan wilayah ini untuk melakukan peninjauan ke beberapa titik usaha.
Pertemuan bilateral itu, kata Yusak Benu, untuk saling belajar antar pengusaha dari kedua negara ini. HIPMI Kota Kupang menawarkan biodiesel dan bio energi.
Sementara itu dari Kadin NTT akan memperkenalkan produk UMKM hingga perumahan maupun pabrik semen dari DPD REI NTT. Produk lainnya adalah minuman lokal.
"Forum bisnis ini tidak terbuka untuk umum, hanya kalangan tertentu. Kami tentu ada sesuatu sepesial, tapi malamnya kami ada kegiatan rohani bersama," kata dia.
Dalam kegiatan rohani bersama, menurut dia, akan membawa narasumber utama Kapolda NTT dengan testimoni dari Menteri Perindag RDTL. HIPMI Kota Kupang juga akan mengundang beberapa UMKM untuk memperkenalkan produk.
Baca juga: Memeriahkan HUT ke-100, WKRI NTT Gelar Rangkaian Perlombaan
HIPMI Kota, lanjut dia, juga mengundang perwakilan Kementerian Perhubungan RI. Yusak Benu menyebut, pihaknya baru-baru ini menyelesaikan persoalan di pelabuhan laut Atapupu, Kabupaten Belu.
Pelabuhan itu sebelumnya dangkal sehingga menyulitkan kapal besar saat sandar. Padahal Pelabuhan itu sudah mengantongi izin sebagai pelabuhan internasional.