POS KUPANG.COM -- Banyak desa di Nusa Tenggara Timur hidup dalam tradisi budaya turun temurun yang terjaga
Keasilan dan keunikan budaya yang eksotik itu menjadi daya tariks tersendiri untuk kunjungan Wisata NTT
Dan, Desa Mbengan di Manggarai Timur pun ditetap sebagai desa wisata dan menjadi salah satu spot Wisata NTT
Bupati Manggarai Timur, Agas Andreas sudah menetapkan Desa Mbengan desa wisata di Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur, Flores, Nusa Tenggara Timur.
Penetapan itu disambut gembira oleh Kepala Desa Mbengan, Yohanes Tobi bersama warga masyarakat setempat.
"Pemerintah Desa Mbengan bersama masyarakat sedang menata dan mempromosikan keunikan-keunikan wisata budaya, alam, tradisi, atraksi budaya, dan cerita-cerita rakyat," kata dia
Baca juga: Wisata NTT , Pesona Murusobe, Wisata Air Terjun Kembar di Sikka yang Mempesona
Di Desa Mbengan punya banyak wisata alam
Yohanes melanjutkan bahwa ada banyak tempat wisata alam yang tersebar di kawasan Desa Mbengan.
Beberapa di antaranya, Ngapan Keto (tebing Keto) dengan keunikan pemandangan alam untuk melihat Laut Sawu, Air Terjun Ndalo Werok, Goa Liang Kar, Air Terjun Piripipi, Air Terjun Par Tambang.
Untuk wisata budaya, ada atraksi Umbiro, Wai Doka, tarian Kelong, permainan tradisional Napa Tikin, Ghena Ajo, Dang Ajo, Paka Maka, dan berbagai ritual adat yang berkaitan dengan pertanian ladang.
"Beberapa waktu lalu, turis dari Jerman sudah berwisata di obyek wisata Ngapan Keto," tutur Yohanes.
Bahkan beberapa tahun lalu, sambung dia, rombongan turis dari Belgia bersama pemandu dari Manggarai Timur sudah mengunjungi desa ini dan menyaksikan atraksi budaya yang dipentaskan oleh masyarakat setempat.
Ritual adat Ghan Woja di Desa Mbengan
Sementara itu, Tua adat Suku Mukun di Desa Mbengan, Kornelius Ngamal Ramang (62) menjelaskan, tradisi sakral di Kampung Bungan yang masih dirawat dengan baik adalah tarian Keda Rawa saat dilangsungkan ritual adat Ghan Woja.
Baca juga: Wisata NTT, Pesona Air Terjun Aimitat yang Tersembunyi di Maumere, Perlu Trekking untuk Mencapainya
Keda artinya injak tanah, menghentakkan kaki di tanah dan rawa artinya syair-syair mistis yang dilantunkan tua-tua adat di kampung tersebut.