Berita Belu

Kelompok Siaga Bencana Desa Umaklaran dan CIS Timor dan CRS Bahas Implementasi Early Warning System

Penulis: Agustinus Tanggur
Editor: Oby Lewanmeru
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Babinsa Umaklaran dari Koramil 1605-07 Wedomu, aktif dalam kegiatan bersama Kelompok Siaga Bencana (KSB) Desa Umaklaran, bekerja sama dengan Yayasan CIS Timor dan CRS, membahas rencana implementasi Early Warning System (EWS), Minggu, 10 Maret 2024.

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Agustinus Tanggur

POS-KUPANG.COM, ATAMBUA - Babinsa Umaklaran dari Koramil 1605-07 Wedomu, aktif dalam kegiatan bersama Kelompok Siaga Bencana (KSB) Desa Umaklaran, bekerja sama dengan Yayasan CIS Timor dan CRS, membahas rencana implementasi Early Warning System (EWS). 

Pertemuan ini dilaksanakan di aula Kantor Desa Umaklaran, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu. 

Babinsa Umaklaran, Serda Hironimus Kono, menyampaikan dalam pertemuan tersebut membahas seputar rencana kegiatan Early Warning System (EWS), yaitu sistem peringatan dini yang memberitahukan akan timbulnya kejadian, baik itu bencana maupun gejala tanda alam lainnya.

"Sistem ini terdiri dari penilaian risiko, diseminasi dan komunikasi, pengetahuan bencana, pembentukan tim siaga bencana, pembuatan operasional evakuasi, penyusunan prosedur tetap, teknologi pemantauan, peringatan dini dan gladi evakuasi, serta terpenting membangun komitmen otoritas lokal dan masyarakat dalam pengoperasian serta pemeliharaan keseluruhan sistem," ucap Serda Hironimus. Minggu, 10 Maret 2024.

Serda Hironimus juga menekankan bahwa tujuan kegiatan ini adalah memberikan pengetahuan dan kesiapan kepada anggota Kelompok Siaga Bencana (KSB) Desa Umaklaran dalam menghadapi potensi bahaya bencana.

Baca juga: Babinsa Desa Umaklaran Dukung Peningkatan Pengembangan Pola Pertanian Cerdas Iklim Bagi Petani

Kegiatan ini bertujuan untuk mengidentifikasi status bencana, bagaimana mengatasi apabila terjadi bencana, mengetahui tanda-tanda bencana secara alam atau menggunakan alat pendeteksi, serta cara memberitahukan kepada masyarakat apabila terjadi bencana, meliputi 4 tingkatan status bencana: level normal, level waspada, level siaga, dan level awas," jelasnya. 

Dalam pertemuan tersebut, juga disampaikan rencana aksi mendatang, termasuk budidaya anakan bambu sebanyak 50 pohon di lokasi yang rawan longsor.

"Rencana kami akan tanam anakan bambu di tiga titik dusun Fulanmonu, Dusun Weutu dan Taekto'o yang menjadi daerah rawan longsor," pungkasnya. (Cr23) 

Ikuti berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

 

Berita Terkini