Laporan Reporter POS-KUPANG.COM Ricko Wawo
POS-KUPANG.COM, LEWOLEBA - BPBD Lembata mulai merancang pembuatan rencana kontingensi (renkon) untuk bencana tsunami di Kota Lewoleba, ibu kota Kabupaten Lembata.
Rencana kontingensi perlu dilakukan untuk meningkatkan kewaspadaan dan ketangguhan masyarakat Kota Lewoleba berhadapan dengan bencana tsunami.
Hal ini diungkapkan Kepala Pelaksana BPBD Lembata Andris Koban saat bertemu dengan wartawan dalam acara Koordinasi Persiapan Survei Tim Advance Preserving Tsunami Lembata 1979 di Kantor BPBD Lembata, Jumat, 8 Maret 2024.
Rencana kontingensi akan memastikan peran masing-masing lembaga saat terjadi tsunami dan apa yang harus dilakukan warga saat air laut menerjang kota.
Andris menjelaskan pada tahun 2021, dua orang warga Lembata meninggal dunia karena kepanikan akibat kabar bohong (hoaks) tentang tsunami di Kota Lewoleba.
Pembuatan renkon tsunami Lewoleba merupakan bagian dari pertanggungjawaban pemerintah terhadap hoaks pada 2021 lalu.
"Kita harus bisa memberikan informasi yang tepat kepada warga soal tsunami. Bukan hanya sebagai kelengkapan dokumen saja," tambah Andris.
Baca juga: Yayasan Plan Indonesia Bagikan Tas Siaga di Jontona dan Todanara Lembata
Sekretaris BPBD Lembata Hans Wadu menambahkan Teluk Lewoleba juga masuk dalam kajian bencana tsunami.
"Di Teluk Lewoleba potensi tsunami itu ada. Kita berencana buat renops (rencana operasi) dan rekon tsunami khusus di teluk Lewoleba," ujarnya.
Admiral Musa Julius, Divisi Mitigasi Gempa dan Tsunami BMKG menerangkan saat ini sebanyak 5744 desa di Indonesia ada di wilayah terancam tsunami. (*)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS