Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Selasa 5 Maret 2024 Berjudul, Pengampunan itu Menyembuhkan Hati yang Terluka

Editor: Edi Hayong
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

RP. John Lewar SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik untuk hari Selasa 5 Maret 2024

POS-KUPANG.COM- Renungan Harian Katolik berikut ini ditulis RP. John Lewar SVD Tahun B/II: Hari Biasa Prapaskah III berjudul, Pengampunan itu Menyembuhkan Hati yang Terluka.

Renungan ini merujuk pada Bacaan I : Daniel 3:25,34-43, Mazmur 25:4bc-5ab,6-7bck,8-9; Matius 18:21-35.

Berikut ini teks lengkap Renungan Harian Katolik yang ditulis oleh RP. John Lewar SVD hari ini.

Saudari-saudaraku yang terkasih dalam Kristus.

Simon Wiesenthal, salah seorang tawanan Yahudi yang pernah hidup dalam kamp konsentrasi Nazi-Hitler, mengajukan sebuah pertanyaan yang problematis:”Apakah ia memaafkan orang-orang SS- sebuah inisial untuk tentara Nazi yang melakukan kejahatan pembunuhan masal terhadap bangsa Yahudi selama Perang Dunia II?

Menjawab pertanyaan Wiesenthal itu, Susannah Heschel, seorang wanita Yahudi menulis kepadanya sebagai berikut: “Bapaku, Rabbi Abraham Yoshua Heschel, menulis bahwa darah orang tidak bersalah akan terus berteriak selamanya. Seandainya darah itu berhenti berteriak, maka kemanusiaan akan berhenti juga".

"Barangkali persoalannya bukan pengampunan, tetapi agaknya bagaimana para korban dan keturunan mereka dapat hidup tanpa mengalami kepahitan atau pembalasan dendam, tanpa kehilangan kemanusiaan mereka sendiri, ketika mereka mendengar teriakan darah dari keluarga-keluarga mereka".

"Daripada bertanya tentang pengampunan, kaum keturunan Nazi hendaknya terus mendengarkan teriakan darah orang Yahudi dandengan itu mempertahankan dan memelihara kemanusiaan mereka”.

Bagi orang Yahudi, khususnya mereka yang menderita dalam kamp konsentrasi Nazi-Hitler, pengampunan adalah sesuatu yang sulit, bahkan mustahil. Namun Yesus dengan ajaranNya yang radikal, meminta para pengikutNya untuk mengampuni sesama yang bersalah.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Selasa 5 Maret 2024 Berjudul, Sampai Berapa Kali?

Sebagai manusia biasa yang punya banyak kelemahan dan kekurangan seperti kita sangatlah wajar bila Petrus bertanya kepada Tuhan Yesus tentang berapa kali harus mengampuni kesalahan orang lain.

Pikir Petrus bahwa mengampuni sebanyak tujuh kali adalah perbuatan yang sangat mulia, patut dihargai dan diacungi jempol, karena tidak semua orang mampu melakukannya. Namun Tuhan Yesus menjawab, "Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali." (ayat 22).

Pengampunan sebanyak 70x7 kali ini memiliki makna yang tiada batas. Dengan kata lain, ketika mengampuni kesalahan orang lain kita tidak perlu
menghitungnya, berhentilah mengingat 'angka' dan teruslah mengampuni. Memang tidak gampang, sebab mengampuni bukan berarti kita lupa seratus persen dan tidak ingat apa-apa lagi.

"Pengampunan adalah sebuah keputusan untuk melepaskan atau membatalkan seseorang dari kewajiban atau hutang yang terjadi ketika orang tersebut melukai Anda." (William Hines). Banyak orang merasa sulit memberikan pengampunan karena terlalu besar luka hati yang dirasakan dalam hidupnya.

Ternyata hamba pertama dalam cerita injil hari ini tidak mau mengampuni.Sesamanya yang berutang sedikit saja kepadanya dipaksa melunasi utang tersebut. Bahkan ia tidak memberi orang itu waktu dan langsung menjeblos temannya ke penjara. Cara berpikir si hamba tidak berubah.

Pengalaman diampuni tidak membuatnya juga mengampuni.Hamba itu jahat karena tidak mengampuni dan gagal mengasihi. Akibatnya fatal, dia dijebloskan ke dalam penjara. Mustahil ia keluar dari sana karena pasti ia tidak mampu melunasi utangnya yang sedemikian besar.

Halaman
12

Berita Terkini