"Jokowi ternyata gagal menyejahterakan rakyat Indonesia, buktinya makin banyak orang yang menerima bansos. Yang nganggur, yang di PHK, yang gagal panen, yang pupuknya kurang, dan sebagainya. Gagal Jokowi. Terbukti bahwa orang yang rentan hidupnya itu tidak turun, tercermin dari bansos yang naik terus," ungkap dia.
Di sisi lain, pemberian bansos yang terus meningkat juga tidak tercermin dari rata-rata usia harapan hidup orang Indonesia yang justru menurun.
Menurut Faisal, keberhasilan bansos seharusnya nampak pada rata-rata usia harapan hidup yang meningkat, karena artinya sembako yang diberikan telah berdampak pada peningkatan gizi masyarakat.
Namun, saat ini rata-rata usia harapan hidup orang Indonesia turun ke 68,25 tahun pada 2022 dari sebelumnya pada 2019 mencapai 71,7 tahun, berdasarkan data World Population Review yang dirilis Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Angka harapan hidup tersebut bahkan menjadi 10 yang terendah di antara negara ASEAN lainnya. Hanya lebih tinggi dibandingkan Myanmar yang sebesar 67,26 tahun.
"Jadi apa yang dibilang kesehatan hebat, segala macam hebat itu? Bukti pembangunan itu kan ujung-ujungnya adalah meningkatkan kualitas manusia, bukan berapa kilometer jalan yang dibangun," kata Faisal.
"Terbukti bahwa muara dari berkualitas manusia itu umurnya tambah panjang, itu tandanya tambah sehat, gizinya bagus, kan urusan gizi yang menyebabkan umur naik, kok selama Jokowi turun," tambah dia. (*)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS