Bukit Teletabis Lelogama

Viral Sampah Berserakan di Pinggir Jalan Usai Event Blayer di Lelogama, Warganet Sebut IMI NTT

Penulis: Agustinus Sape
Editor: Agustinus Sape
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tangkapan layar sampah yang berserakan di Lelogama usai kegiatan blayer, Minggu 28 Januar 2024. Kantong-kantong berisi sampah (kiri) yang berhasil dikumpulkan warga usai kegiatan tersebut.

"Na jelaskan itu botol oli bekas Dolo, itu sapa punya o? Atau pengunjung disana ada yang buka bengkel dadakan ko?, atau dong ada yang konsumsi oli pas berkunjung di sana?" komentar @irvn_shnda.

"Beta kek lebih percaya bahwa Kabut Di Lelogama sudah di gantikan oleh asap KING," komentar @akuborgol.

"Oh jdi bukan penyelenggara event kemrin ee.. klo su ada efek negatif bgni semua mulai batola bahela giliran ad efek positif semua mulai angka suara blg ini b yg buat dll, Apasalahnya minta maaf dn selesai tanpa harus bela diri yg jelas2 itu efek smping yg di tmbulkan dri itu event. Su bgtu le ksi salah pengunjung yg pi wisata Masa org pi wisata na bawa oli samping yg jls2 btl oli samping ad," komentar xdntx12.

"Butuh klarifikasi official bukan via dm," komentar
@yunidonaaa.

"Bilang na kegiatan pembersihan ma knpa ada lautan sampah oo," komentar @cntkakdja

"Yang tau hanya cinderella sa," komentar @stevedoek.

"Intinya siapa yang pi di sana nah yang melakukan to ko mau tuduh spa le," komentar @nmsrskyy17.

Tentang Destinasi Wisata Lelogama

Hamparan bukit hijau Lelogama, destinasi wisata baru yang terletak di Kecamatan Amfoang Selatan, Kabupaten Kupang.

Merujuk artikel kompas.com berjudul "Tak Hanya Labuan Bajo, Intip Wisata Tersembunyi di Lelogama NTT", kawasan Lelogama menjadi salah satu obyek wisata yang mulai dilirik oleh masyarakat lokal dan juga dari luar daerah. Terletak di Kecamatan Amfoang Selatan, Kabupaten Kupang, Lelogama dapat ditempuh dalam waktu tiga jam berkendara.

Jalanan dari cabang Takari menuju Lelogama sudah diaspal, namun pada beberapa titik laju kendaraan harus dikurangi karena jalanan yang rusak.

Pengemudi yang berkendara harus waspada saat melintas. Selain karena banyak tikungan tajam dan mendaki, pada beberapa tempat, konstruksi jalan yang tidak cukup kuat menyebabkan sebagian badan jalan runtuh.

Masyarakat setempat menandai beberapa titik yang rawan dengan menancapkan batang kayu atau dengan batu. Namun, tentu saja bisa membahayakan keselamatan pengguna jalan.

Perjalanan menuju Lelogama tidak akan membosankan, karena mata Anda akan dimanjakan dengan tanaman liar yang tumbuh di sepanjang perjalanan dan suara burung yang menenangkan hati.

Pada bulan Juni hingga Juli, akan didominasi dengan warna putih. Bila Anda beruntung, pemandangan bunga liar berwarna kuning cerah akan menemani perjalanan Anda.

Hal yang menarik yang bisa disaksikan di Lelogama adalah hamparan bukit indah di area Kawasan Gunung Timau, Batu Basusun dan juga bisa menyaksikan bintang-bintang nan indah di gelapnya malam.

Halaman
1234

Berita Terkini