Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Oris Goti
TRIBUNFLORES.COM, BAJAWA - Bupati Ngada Andreas Paru meresmikan dan melaunching operasional pelayanan Gedung Baru Rumah Sakit Umum Daerah ( RSUD ) Bajawa di Late, Kecamatan Golewa, Kabupaten Ngada, Jumat 26 Januari 2024.
Rangkaian acara peresmian dibuka dengan perayaan Misa pemberkatan gedung rumah sakit dan seremonial adat. Peresmian ditandai dengan penandatanganan prasasti dan pengungtingan pita oleh Bupati Andreas yang didampingi wakil bupati, Raymundus Bena.
Direktris RSUD Bajawa, dr. Paulina menerangkan, RSUD Bajawa di Late dibangun di atas lahan seluas kurang lebih 10 hektare milik Pemda Ngada. Ini jauh lebih luas dari rumah RSUD Bajawa yang berada di pusat kota Bajawa yang luasnya hanya 10 ribu meter persegi.
Dokter Paulina menjelaskan, pembangunan RSUD Bajawa di Late dilakukan secara bertahap. Tahap pertama pembangunan pada 2022 lalu dengan dana yang bersumber dari pinjaman daerah Bank NTT senilai Rp. 24 Miliar lebih. "Realisasi pembangunan dari pinjaman tersebut antara lain, poliklinik rawat jalan sebanyak 14 poliklinik," ujarnya.
Baca juga: Felicya Angelista dan Caesar Hito Kini Bahagia dengan dua Anak, Sang Suami Sebut Sesuai Kontrak
Selanjutnya, pembangunan tahap kedua pada 2023 dengan pembiayaan sebesar Rp. 10 Miliar yang bersumber dari DAU Spesifik Grant untuk pembangunan gedung genset, TPS, Insenerator, IPAL, Paing dan Casting (parkiran).
Pembangunan tahap ketiga pada tahun 2024 ini menelan pembiayaan senilai Rp. 24.818.973.000,00 (Dua puluh empat miliar delapan ratus delapan belas juta Sembilan ratus tujuh puluh tiga ribu rupiah) yang bersumber dari DAK (APBN) dan DAU Spesifik Grant.
Dana tersebut untuk melengkapi sarana dan prasarana, antara lain gedung IGD serta gedung rawat inap ibu dan anak, pengadaan Alkes dan Akses Ibu dan Anak.
Dokter Paulina menjelaskan, saat ini layanan RSUD Bajawa di Late yang mulai beroperasi yakni pelayanan rawat jalan tiga poliklinik yaitu Poliklinik Kulit dan Kelamin, Poliknik Gigi dan Fisioterapi.
Bupati Ngada Andreas Paru, saat diwawancarai awak media menerangkan, awalnya pembangunan RUSD Bajawa di Late cukup alot dibahas di DPRD Ngada. Dia bersyukur pembangunan rumah sakit akhirnya dapat terwujud.
Dia tegaskan, kebutuhan pelayan kesehatan lewat rumah sakit sangat urgen mengingat RSUD Bajawa yang berada di pusat Kota Bajawa sudah tidak cukup layak. RUSD Bajawa tersebut dibangun pada 1978 dan belum pernah ada perbaikan berarti.
Baca juga: Bupati Ngada Andreas Paru dan Miss Teen Beauty Kompak Kampanyekan Makan Makanan Bergizi
Tidak hanya itu, lokasinya yang sempit dan dihimpit oleh permukiman warga dan sejumlah fasilitas umum lainnya, seringkali menghambat pelayanan dan tidak ada peluang untuk pengembangan.
Kata Bupati, pembangun RUSD Bajawa di Late senada dengan visi pembangunan Pemerintah Kabupaten Ngada di bawah kepemimpinannya bersama wakil, Raymundus Bena. Visi dimaksud yakni 'Mewujudkan Masyarakat Ngada yang Unggul, Mandiri dan Berbudaya Berbasis Pertanian dan Pariwisata Berwawasan Lingkungan'.
"Bagaimana kita masyarakat Kabupaten Ngada mau jadi manusia yang unggul kalau dari aspek pelayanan kesehatan tidak memadai. Jadi soal kesehatan ini merupakan hal yang sangat penting," kata Bupati Andreas.
Bupati Andreas menegaskan pembangunan RSUD Bajawa di Late juga merupakan langkah terobosan mengingat kondisi fiskal daerah terbatas belum lapi terpaan Covid 19.
Namun dalam situasi sulit itu, Pemkab Ngada kemudian mengambil langkah pinjaman daerah Bank NTT dengan senilai Rp. 80 Miliar lebih. Dari pinjaman itu Rp 24 Miliar lebih untuk pembangunan RSUD Bajawa di Late tahap pertama.
Menurut Bupati Andreas, sejatinya dana yang dibutuhkan untuk pembangunan RUSD Bajawa di Late bisa mencapai Rp. 250 Miliar lebih. "Persoalannya tunggu sampai kita punya uang sebanyak itu, kapan kita punya rumah sakit baru. Jadi lebih baik kita lakukan terobosan, membangun secara bertahap dengan pembiayaan awal dari dana pinjaman daerah," jelasnya.
Dia katakan, keseriusan dan komitmen Pemerintah Kabupaten Ngada menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan yang layak bagi masyarakat mendapat perhatian dari Pemerintah Pusat, dalam hal ini Kementerian Kesehatan. Hal itu kemudian terbukti pada tahap kedua dan ketiga mendapat dukungan dari Kementerian Kesehatan.
Menurutnya keterlibatan pihak terkait yakni Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Melki Laka Lena dalam memperjuangkan aspirasi pembangunan RUSD Bajawa di Late juga sangat membantu. "Saya ucapkan terima kasih kepada Bank NTT, Kementerian Kesehatan, Bapak Melki Laka Lena dan semua pihak terkait yang telah mendukung pembangunan RSUD Bajawa di Late," ujar Bupati Andreas.
Sementara itu, Wakil Bupati Ngada, Raymundus Bena, Raymundus Bena menegaskan, hubungannya dengan Bupati Ngada Andreas Paru yang masih sejalan dalam mewujudkan visi dan misi pembangunan Pemerintah Kabupaten Ngada menjadi salah satu faktor penting mengapa pembangunan di Ngada bisa berjalan.
Raymundus mengakui, dirinya bersama Bupati Andreas memimpin Ngada dalam rentang waktu yang memang singkat, yakni kurang lebih tiga tahun sepuluh bulan bulan atau tidak sampai lima tahun akibat adanya Pemilu Serentak pada 2024 ini.
Namun dalam waktu yang singkat itu, ditambah lagi keterbatasan fiskal daerah dan pandemi Covid 19, dirinya dan Bupati Andreas mampu merealisasikan beragam program pembangun, termasuk pembangun rumah sakit baru, yakni Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bajawa di Late.
"Ada gebrakan - gebrakan fundamental yang kami lakukan. Dan tentunya ini bisa tercapai karena ada komunikasi yang baik, bagus dan harmonis," kata Raymundus Bena saat diwawancarai TRIBUNFLORES.COM di sela kesibukannya bersama Bupati Andreas meresmikan Gedung RUSD Bajawa di Late, Jumat 26 Januari 2024.
Kata Raymundus, pernyataannya itu, sekaligus menepis isu yang beredar di media sosial bahwa hubungan dengan Bupati Andreas retak. Dia tegaskan, berjalan gebrakan dan program pembangunan di Ngada adalah bukti nyata bahwa dirinya dan Bupati sejalan.
"Kalau ada isu bahwa hari ini Bupati dan Wakil Bupati pecah, itu tidak benar! Hubungan kita baik - baik saja. Bagaimana kita menjalankan pembangunan kalau antara Bupati dan Wakil Bupati komunikasinya tidak bagus," tegas Raymundus.
Dalam kesempatan yang sama Bupati Andreas mengamini apa yang disampaikan Wakil Raymundus Bena. "Iya benar, betul," kata Bupati Andreas. (orc).
Ikuti berita POS-KUPANG.com di GOOGLE NEWS