Berita Timor Tengah Utara

Tahun 2023, Dinkes Timor Tengah Utara Data 58 Kasus Pneumonia 

Penulis: Dionisius Rebon
Editor: Rosalina Woso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Timor Tengah Utara, Robertus Tjeunfin, yang dikonfirmasi terkait Kasus Pneumonia, Senin 15 Januari 2024.

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Dionisius Rebon

POS-KUPANG.COM, KEFAMENANU - Kepala Dinas Kesehatan Timor Tengah Utara, Robertus Tjeunfin menyebut kasus Pneumonia tahun 2023 di Timor Tengah Utara, Provinsi NTT sebanyak 58 kasus.

Jumlah tersebut rujukan dari 26 Puskesmas yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Timor Tengah Utara dan RSUD Kefamenanu. 

Semua Kasus Pneumonia ini telah ditangani dengan baik oleh tim medis. Meskipun demikian, saat ini sebanyak 30an kasus kematian bayi di Timor Tengah Utara.

"Sampai dengan saat ini ada 30an kasus kematian bayi sampai akhir tahun 2023,"ujarnya Senin, 15 Januari 2024.

Baca juga: Polres Timor Tengah Utara Terapkan Pasal 338 KUHP Kepada Terduga Pelaku Pembunuhan di Kefamenanu 

Jumlah kasus kematian bayi tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yakni Pneumonia, Sepsis dan beberapa faktor lainnya.

Robert berpesan kepada semua orang tua agar mendeteksi lebih awal gejala penyakit yang dialami oleh anak-anak. Terutama penyakit batuk, pilek atau panas.

Apabila gejala ini sudah dialami oleh bayi atau anak-anak, segera dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat untuk ditangani.

Gejala yang dialami oleh bayi dan anak-anak ini tidak boleh dibiarkan berlama-lama tanpa penanganan dari tim medis dari fasilitas kesehatan. Hal ini bisa berdampak buruk bagi kesehatan mereka.

"Ketika anak sudah kritis baru dibawa ke rumah sakit karena itu pasti fatal," ujarnya.

Berdasarkan pemantauan Dinas Kesehatan Kabupaten Timor Tengah Utara, banyak anak meninggal karena keterlambatan dalam merujuk ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.

Baca juga: Kronologi Pembunuhan Yanto Funan di Kefamenanu Selatan Timor Tengah Utara

Ketika anak lama dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat dan dalam kondisi kritis maka, anak akan sulit diselamatkan.

Oleh karena itu, deteksi awal dan harus cepat tanggap ketika anak-anak mengalami gejala-gejala penyakit dimaksud. 

Sebelumnya pada, Jumat, 15 Desember 2023, Robertus menyebut kasus pneumonia misterius (Mycoplasma pneumoniae) belum terdeteksi hingga saat ini di Kabupaten Timor Tengah Utara.

Meskipun demikian, hanya terpantau kasus ISPA atau batuk dan pilek biasa yang dialami oleh masyarakat Kabupaten TTU.

Namun ISPA atau batuk dan pilek biasa ini pada umumnya disebabkan oleh perubahan cuaca. Selama ini Kasus ISPA atau batuk dan pilek ini juga tidak meningkat drastis.

"Namun untuk kasus Pneumonia Misterius sampai saat ini di Kabupaten Timor Tengah Utara belum terdeteksi," ujarnya.

Dikatakan Robert, ada kasus pneumonia di Kabupaten Timor Tengah Utara. Namun kasus mirip pneumonia misterius belum terdeteksi di Kabupaten Timor Tengah Utara.

Baca juga: BREAKING NEWS: Seorang Pria di Kota Kefamenanu Kabupaten Timor Tengah Utara Tewas Ditikam

Dalam upaya mencegah kasus Mycoplasma pneumoniae ini, kata Robert, masyarakat diminta untuk menjaga pola hidup bersih dan sehat. Selain itu, masyarakat juga diminta menjadi stamina.

Robertus juga menyarankan masyarakat untuk memakai masker agar tidak tertular penyakit Mycoplasma pneumoniae tersebut.

Pasalnya, penyakit saluran pernapasan atas atau bawah tidak dapat dideteksi penyebab utamanya. Kebanyakan, disebabkan karena bakteri, virus atau jamur. (*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS

Berita Terkini