POS-KUPANG.COM – Kelompok Kriminal Bersenjata memberikan toleransi kepada istri pilot Susi Air untuk menemui sang suami di Tanah Papua. Tetapi syaratnya adalah pertemuan itu tak boleh didampingi oleh satu pun orang Indonesia.
Syarat tersebut disampaikan Juru Bicara TPNPB-OPM ( Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat – Organisasi Papua Merdeka ), Sebby Sambom, dalam keterangannya kepada awak media pekan lalu.
Dalam pernyataannya, Sebby Sambom mengatakan bahwa KKB Papua mengizinkan istri pilot tersebut untuk menemui Philips Mark Merthens, pilot yang disandera KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya sejak 7 Februari 2023 lalu.
Sang istri, kata Sebby Sambom, dibolehkan menjenguk suaminya yang sudah disandera di hutan Papua sejak 10 bulan lalu. Hanya saja, untuk hal tersebut, Maria Merthens harus memenuhi syarat yang ditetapkan KKB Papua.
Syaratnya, adalah pertemuan antara pilot dengan sang istri tersebut, harus difasilitasi dan didampingi oleh anggota PBB atau organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Jadi, lanjut dia, kalau mau bertemu suami (Philips Mark Merthens), Maria harus memenuhi syarat itu. Bahwa pertemuan itu difasilitasi oleh anggota PBB dan bukan oleh orang Indonesia.
Ia juga menyebutkan, bahwa KKB Papua tak akan menutup pintu bagi Maria Merthens menemui suami yang kini hidup bersama KKB Papua. Hanya saja, kedatangannya harus didampingi anggota PBB.
“Artinya, kalau Maria mau bertemu suami di tengah hutan Papua, ya silahkan. Tapi ada rambu-rambunya. Harus diantar atau didampingi anggota PBB, dan, orang Indonesia tidak boleh ikut,” kata Sebby Sambom.
Sebby Sambom mengemukakan hal itu merespon pernyataan Ketua Komnas HAM Perwakilan Papua, Frits Ramandey bahwa pernah ada tawaran kepada istri pilot Susi Air untuk menemui sang suami di Tanah Papua.
Hal itu pun ditindaklanjuti Founder Susi Air, yakni Susi Pudjiastuti melalui konferensi pers. Dalam pernyataan bersama Maria Merthens, Susi menyebutkan, bahwa ada permintaan untuk menemui sang pilot di tengah hutan Papua.
“Kami mengikuti semua berita dalam keterangan pers dimana Susi Pudjiastuti bersama isteri Philips menyebutkan bahwa sesuai ketua Komnas HAM Papua, ada permintaan untuk bertemu di tengah hutan Papua. Kami bisa aminkan, tetapi hanya bisa dilaksanakan oleh pihak ketiga, PBB,” tegas Sebby Sambom.
Ketika ditanya jika itu dilakukan, maka istri Philips Mark Merthens berpeluang disandera oleh KKB Papua, Sebby Sambom menepisnya.
Ia bahkan secara tegas menyebutkan bahwa pertemuan itu baru akan direspon kalau PBB turun tangan. Tanpa itu pihaknya tak akan merespon. Karena TPNPB-OPM sudah punya standar soal itu.
“Kalau pertemuan itu dilakukan oleh PBB, ya kami beri apresiasi. Tapi kalau istri pilot Susi Air disandera, itu tidak mungkin karena pertimbangan kemanusiaan,” ujarnya.
“Sekali lagi saya tegaskan bahwa tidak mungkin kami sandera istrinya. Begitu selesai (pertemuan), ya PBB bawa (Maria) pulang ,” ujarnya.
Ketika disinggung tentang tempat pertemuan, Sebby Sambom mengatakan, bahwa hal itu harus didikusikan terlebih dahulu dengan utusan PBB.
Maksudnya, adalah apakah pertemuan itu dilaksanakan di Papua atau di negara ketiga, itu harus disepakati dulu. “Bagi kami, tim PBB juga tidak mungkin langsung masuk Indonesia tetapi harus melalui negara lain,” jelas Sebby.
Untuk diketahui, istri pilot Philips Mark Merthens bernama Maria Merthens. Ia merupakan warga Pangandaran, Jawa Barat. Hal ini diungkapkan oleh Susi Pudjiastuti.
Menurut Susi Pudjiastuti, pilot yang disandera KKB Papua itu berkebangsaan Selandia Baru itu. Philips sudah bekerja di Susi Air sejak 2012.
Bahwa saat itu, Philips Mark Merthens sempat mengundurkan diri pada tahun 2015. Tetapi setelah lima bulan berlalu, ia kemudian bergabung lagi dengan Susi Air pada tahun 2020.
"Saya ingat kalau dia (Philips) bergabung dengan Susi Air tahun 2012. Tapi tiga tahun kemudian ia resign. Tetapi dua tahun lalu kembali lagi ke Susi Air," kata Susi dalam konferensi pers di Jakarta Timur beberapa waktu lalu.
Mengenai pernyataan Frits Ramandey tentang istri pilot Susi Air yang berpeluang menemui suaminya, Philips Mark Merthens di hutan Papua, kini viral di media sosial.
Dalam kabar tersebut, terungkap bahwa istri Philips Mark Merthens pernah diminta untuk datang dan menjenguk sang suami yang disandera TPNPB OPM Egianus Kogoya.
Namun permintaan itu tak diketahui apakah terpenuhi atau tidak. Namun apa yang disampaikan tersebut merupakan opsi yang ditawarkan dalam rangka membebaskan sang pilot dari tangan anggota KKB Papua pimpinan Panglima Kodap III Ndugama, Nderakma, Egianus Kogoya.
Menurut Susi Pudjiastuti, ia sungguh berharap agar pilot yang telah disandera selama 10 bulan lebih itu segera dibebaskan. Dan, momen pembebasan tawanan itu adalah pada Hari Raya Natal, 25 Desember 2023.
“Bagi kami, waktu yang tepat untuk membebaskan pilot tersebut, adalah menjelang Hari Raya Natal 25 Desember 2023. Ini jadi momen yang tepat untuk membebaskan pilot dari penyanderaan,” ujar Susi.
Untuk diketahui, Philips Mark Merthens sudah disandera KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya sejak 7 Februari 2023. Sejak itu sampai sekarang, pilot tersebut tak diketahui keberadaannya.
Terbetik kabar, ia selalu dibawa ke mana pun Egianus bergerak. Saat ini pilot tersebut semakin kurus jika dibandingkan dengan keadaan sebelumnya.
Baca juga: Pilot Susi Air Masih Ditawan, Belum Ada Tanda-Tanda akan Segera Dibebaskan KKB Papua
Baca juga: Nasib Pilot Susi Air di Tangan KKB Papua: Kalau Pakai Kekuatan Militer, Jangan Harap Bisa Dibebaskan
Menurut Sebby Sambom, kondisi fisik pilot tersebut wajar adanya. Sebab saban hari ia mengonsumsi bahan makanan yang apa adanya, bahan makanan tak sedikit pun mengandung lemak.
Karena faktor itu sehingga kondisi fisiknya praktis kurus. Tetapi ia selalu sehat, membaur bersama KKB Papua. Bahkan para anggota Kelompok Separatis Teroris itu menjaganya seperti telur. (*)
Ikuti Pos-Kupang.Com di GOOGLE NEWS