POS-KUPANG.COM, KUPANG - Tewasnya JN (45), warga Kecamatan Amfoang Utara, Kabupaten Kupang, NTT, karena gantung diri di rumahnya, Rabu 29 November 2023, memancing reaksi warganet. Ada yang merasa berduka, ada pula yang menghujat.
Namun, kedua sikap tersebut tampaknya tidak cukup untuk menghentikan tindakan gantung diri. Mesti ada tips dan tindakan nyata agar kasus serupa tidak terulang pada warga lainnya.
Fielia Anasthasya (@fielianasthasya), menanggapi postingan instagram @NTT_update tentang kasus gantung diri tersebut, menulis bahwa kasus bunuh diri adalah gejala akhir (final symptom) dari gangguan atau penyakit depresi.
Menurut dia, depresi bukan penyakit yang tidak bisa dicegah, melainkan bisa dicegah bahkan bisa diobati dan bisa mendapatkan treatment dari dokter dan psikolog klinis.
"Kalau ada ketong pung sodara punya sakit fisik yang mematikan (cth: kanker), pasti ketong akan tunjukkan empati dan berusaha bantu. Depresi ini juga punya gejala akhir kematian. Jadi, ketong jangan abai dengan dia pung gejala-gejala," tulis Fielia Anasthasya.
Baca juga: Kronologi Warga Naikliu Ditemukan Bunuh Diri, Korban Sempat Minta Keponakan Timba Air di Sumur
Fielia Anasthasya mengingatkan warga bahwa kalau ada pikiran mau mengakhiri hidup, rasa putus asa, sebaiknya segera hubungan dokter (psikiater) atau psikolog klinis terdekat.
Begitu juga kalau ada teman atau keluarga yang menunjukkan tanda-tanda (depresi), Fielia menyarankan agar segera dibawa ke dokter. Tidak usah khawatir biaya. Pakai saja BPJS gratis. Minta rujukan dari psikiater dari fasilitas kesehatan (faskes) pertama ke rumah sakit. Dengan demikian depresi segera diatasi dan tidak berakhir dengan bunuh diri.
Seperti disampaikan Kapolsek Amfoang Utara Iptu I Nyoman Sarjana, Kamis (30/11/2023), JN ditemukan tewas gantung diri di balok dekat ruang tamu rumahnya. Korban ditemukan meninggal dunia diperkirakan lebih dari satu jam kemudian.
Pemeriksaan oleh aparat kepolisian setempat tidak menemukan adanya tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban.
Karena itu, kata Nyoman, keluarga korban menolak autopsi jenazah korban dan menerima kejadian ini sebagai musibah.
Dari hasil penyelidikan, Nyoman menduga korban nekat gantung diri karena putus asa dengan keadaannya yang sudah berkeluarga tetapi tidak sanggup menafkahi keluarga karena ketiadaan pekerjaan.
"RIP bagi bapak JN, dan kiranya keluarga serta kerabat diberikan ketenangan dan juga kekuatan dalam melewati masa berduka," tulis (@fielianasthasya.
"Kasihan orang bunuh diri bukannya bersimpati malah dihujat. Rest in peace," tulis heuhuebaby. (*)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS