“Saya juga sudah minta satgas ( Satgas Ops Damai Cartenz ) supaya di mana ada aksi, di situ ada pos keamanan. Jadi ini sudah kita lakukan,” tandasnya.
Saat ini, lanjut Kapolda Papua, situasi di Kabupaten Pegunungan Bintang sudah kondusif. Dan di Distrik Serambakon, sudah dibangun Pos Keamanan. Di Pos Keamanan itu ditempatkan prajurit TNI Polri yang bertugas menjaga keamanan di daerah itu.
Masyarakat di distrik itu, katanya, juga telah beraktivitas seperti biasa. Suasana perkantoran pun sudah normal. Bahkan aparatur Sipil Negara (ASN) telah beraktivitas seperti hari-hari sebelumnya.
Begitu juga suasana persekolahan, perbankan, pasar dan tempat pelayanan kesehatan. Semuanya sudah normal. Meski demikian, masyarakat tetap diminta untuk terus waspada atas pelbagai hal yang tidak diinginkan.
Untuk diketahui, suasana di Pegunungan Bintang mulai normal semenjak prajurit TNI Polri yang tergabung dalam Satgas Ops Damai Cartenz menembak mati lima anggota KKB Papua yang sebelumnya melancarkan aksi anarkis di daerah itu.
Lima anggota KKB Papua itu dihabisi saat adu tembak dengan prajurit TNI Polri pada Sabtu 30 September 2023 dini hari sekitar pukul 05.00 WIT.
Dari lima anggota KKB Papua tersebut, satu di antaranya adalah Otobius Bidana Mimin, Komandan Operasi KKB Papua, orang kepercayaan panglima Kodap 35 Bintang Timur, Ananias Atimimim.
Lima anggota KKB Papua itu diketahui tewas, setelah Satgas Ops Damai Cartenz melakukan penyisiran di lokasi baku tembak yang terjadi di Kampung Mondusit, Distrik Serambakon pada hari itu.
Dalam penyisiran tersebut, selain ditemukan lima korban telah meregang nyawa, aparat keamanan juga mengamankan dua senjata api laras panjang dan sebuah senjati api laras pendek atau pistol jenis FN.
Dari dua senjata api laras panjang tersebut, satu di antaranya diduga buatan Amerika Serikat. Sementara satunya lagi buatan PT Pindad. Begitu juga pistol jenis FN merupakan senjata api buatan PT Pindad.
Ketika dilakukan penyisiran ulang, prajurit TNI Polri kembali menemukan lagi sebuah senjata api jenis pistol FN. Senjata api tersebut merupakan buatan dalam negeri Indonesia, yakni dari PT Pindad.
Setelah ditelusuri, ternyata senjata api tersebut ada di tangan anggota KKB Papua, pasca insiden hilang kontak sebuah helikopter beberapa tahun lalu. Helikopter tersebut hilang kontak saat berada di wilayah pegunungan Papua.
Baca juga: Ibunda Michelle Curiga Ada Skenario Pembunuhan Putrinya, Benarkah KKB Papua Jadi Sutradara?
Baca juga: Datangi Lagi Lokasi Perang Lawan KKB Papua, TNI Polri Temukan Senjata Api dan Ratusan Amunisi
Pada helikopter milik TNI AD yang hilang kontak itu, ada dua personel TNI. Dua personel TNI itulah sebagai pemilik senjata api yang disita dari anggota KKB Papua tersebut.
Saat ini, Satgas Ops Damai Cartenz masih terus melakukan pengejaran terhadap anggota KKB Papua yang masih berkeliaran di Tanah Papua. Dengan cara itu, aparat bisa mengendalikan situasi keamanan di daerah itu. (*)
Ikuti Pos-Kupang.Com di GOOGLE NEWS