POS-KUPANG.COM - Beberapa analis politik menilai keputusan Kaesang bergabung dengan PSI mencerminkan keretakan antara Jokowi dan partainya, PDIP, yang merupakan partai terbesar dalam koalisi berkuasa.
Kalau tidak, Jokowi tidak akan membiarkan putranya bergabung dengan PSI, kata Hendri Satrio, analis politik di Universitas Paramadina.
“Hanya sedikit yang mengira Jokowi akan bertindak seperti ini. PDIP mendukungnya dua kali sebagai Wali Kota Solo, Gubernur Jakarta, dan dua kali sebagai Presiden. Ternyata Jokowi mengambil langkah politik yang tidak terduga,” ujarnya kepada BenarNews.
PDIP juga mendukung putra presiden lainnya, Gibran Rakabuming, yang merupakan Wali Kota Solo di Provinsi Jawa Tengah, dan menantunya, Bobby Nasution, yang merupakan Wali Kota Medan di Sumatera Utara.
Said Abdullah, salah satu pengurus PDIP, mengatakan partainya tidak terpengaruh dengan langkah politik Kaesang.
“Kami punya banyak orang yang bisa menggantikan anggota yang keluar. Jumlahnya puluhan, ratusan, ribuan bahkan jutaan,” kata Said kepada BenarNews.
Baca juga: PDIP Apel Siaga Pemenangan Pemilu 2024 di Semarang: Ganjar Pamerkan Keberhasilan Jokowi
Para analis mengatakan hubungan Jokowi dengan PDIP telah memburuk dalam beberapa bulan terakhir dan keretakan tersebut menjadi lebih jelas ketika para pendukungnya menekannya untuk mendukung penggantinya yang dapat melanjutkan kebijakan dan programnya.
Banyak pendukung Jokowi yang menyatakan kekecewaannya terhadap PDIP, menuduh partai tersebut terlalu mengontrol dan mencampuri agenda presiden.
PDIP telah berulang kali membantah adanya ketegangan antara Jokowi dan ketua umum PDIP Megawati Soekarnoputri, mantan presiden yang secara luas dianggap sebagai "raja" dalam politik Indonesia.
Sebagai partai yang secara tradisional menarik kaum nasionalis di Indonesia, PDIP menempatkan kekuasaan mutlak di tangan Megawati, putri bapak pendiri Indonesia dan presiden pertama Soekarno, kata Ujang dari Indonesia Political Review.
Pemilihan presiden pada 14 Februari 2024 diperkirakan akan menjadi pertarungan antara kandidat PDIP dan mantan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo; Menteri Pertahanan Prabowo Subianto; dan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Jokowi ingin tetap punya pengaruh
Terkait langkah sebuah partai politik kecil di Indonesia (PSI) yang menunjuk putra bungsu Presiden Joko Widodo alias Jokowi sebagai ketua umumnya menunjukkan bahwa pemimpin Indonesia tersebut berencana untuk mempengaruhi urusan nasional setelah meninggalkan jabatannya tahun depan, kata beberapa pengamat.
Pada hari Senin 25 September 2023, pendatang baru di bidang politik Kaesang Pangarep, 28, diangkat menjadi ketua umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) hanya dua hari setelah bergabung dengan partai tersebut.
Jokowi tidak punya peran penting di Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), sehingga tidak lagi merasa nyaman di sana, kata Ujang Komarudin, direktur eksekutif lembaga think tank Indonesia Political Review, kepada BenarNews.