Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Arnold Welianto
POS-KUPANG.COM, MAUMERE - Kekeringan sudah mulai melanda beberapa wilayah di Nusa Tenggara Timur, salah satunya di wilayah Kabupaten Sikka.
Sebanyak 7 desa di Kabupaten Sikka sudah mulai kesulitan mendapatkan air minum bersih sejak beberapa bulan terakhir.
Data sementara dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sikka menyebutkan terdapat tujuh desa yang mengalami dampak kekeringan yakni tersebar di tiga kecamatan yakni, Kecamatan Magepanda dan Kecamatan Kangae dan Kecamatan Nele.
Tujuh desa tersebut antara lain di desa Magepanda , desa Reroroja, desa Kolisia, desa Waturea, desa nele urung, desa Habi dan desa Langir.
Baca juga: 40 Warga Wolokoli Sikka Ikut Pelatihan Budidaya Jamur Tiram
Demikian dikatakan kepala pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sikka, Yohanes Yan Laba, Rabu 9 Agustus 2023.
Dikatakannya, Saat ini tim BPBD masih melakukan pendataan di setiap kecamatan dan desa yang mengalami dampak kekeringan.
Lanjut Yan Laba, pihaknya sudah mengeluarkan surat edaran Bupati untuk mengantisipasi dampak kekeringan dan menyiapkan SK status siaga bencana.
Selain itu, tim kaji cepat BPBD Sikka akan mengkoordinasikan dengan instansi terkait dalam hal ini Dinas Pertanian, Dinas Kesehatan, PUPR untuk melakukan pendataan di 21 Kecamatan.
"Dan kami sudah turun ke masing-masing desa untuk melaksanakan pendataan tentang dampak dari kekeringan, data ini sementara kami rekap, " ujarnya.
Dia berharap kepada masyarakat untuk tetap berkoordinasi dengan pemerintah desa karena penanganan kekeringan jangan bukan hanya urusan BPBD tetapi urusan Pemerintah desa dan Kecamatan.
"Kami juga punya keterbatasan sarana, keterbatasan anggaran dan keterbatasan personil jadi bencana ini harus menjadi paradigma baru menjadi urusan bersama," ujarnya.
Baca juga: Polisi Ungkap Kronologi Lakalantas di Talibura Kabupaten Sikka
Dikatakannya, pada Peraturan Pemerintah Desa para kepala desa dan para camat harus mengkonsolidasi agar anggaran di bidang V anggaran kebencanaan bisa mengantisipasi kebutuhan -kebutuhan masyarakat misalnya air minum.
Mesko demikian, BPBD Sikka akan terus berkolaborasi dengan Pemerintah desa dan kecamatan untuk mengantisipasi dampak kekeringan.
"Kita tetap akan berkolaborasi, intinya janagn sepenuhnya semua urusan ke BPBD, karena BPBD punya keterbatasan akan tetapi koordinasi tetap berjalan," ujarnya. (*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS