Pilpres 2024

Usai Bertemu Prabowo Subianto, Budiman Sudjatmiko Hampir Saja Dipecat Petinggi PDIP

Editor: Frans Krowin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

HAMPIR DIPECAT – Budiman Sudjatmiko hampir saja dipecat dari PDIP setelah ia berinisiatif menemui Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto. Meski dipanggil oleh petinggi partai tersebut, tetapi Budiman hanya diberi peringatan saja.

Budiman menceritakan bahwa saat ia melawan Orde Baru di tahun 90-an juga saat itu banyak yang mengecamnya.

Menurut Budiman, butuh dua tahun untuk masyarakat agar paham dengan pilihannya sehingga menjadi momen perubahan.

Oleh karena itu, menurut Budiman, jika saat ini banyak yang protes ia mulai merangkul Prabowo Subianto yang dulu merupakan lawannya, politisi PDIP itu mengaku tidak keberatan.

Sebab kata Budiman, hal ini merupakan proses yang sama saat ia memulai menentang Orde Baru.

“Saat saya dan kawan-kawan melawan Orba, banyak yang mengecam. Butuh dua tahun lagi mereka paham dan jadi momen perubahan. Jika kini saya merangkul yang 25 tahun lalu jadi lawan, juga banyak yang mengecam. Kali ini pun bakal mengulangi proses yang sama,” tutur Budiman.

Budiman menjelaskan bahwa prinsip yang selalu dipakainya dari dulu sampai sekarang saat mengambil langkah-langkah yang berisiko tinggi ialah dengan kata-kata yang pernah ditulis Mark Twain.

Di mana ia tidak mau menyesal karena hanya tidak melakukan yang seharusnya dilakukannya.

“Saat saya mengambil langkah-langkah beresiko tinggi adalah kata-kata penulis Mark Twain ini: "20 tahun dari sekarang, kamu akan lebih menyesali apa yang TIDAK kamu lakukan dari pada yang kamu lakukan,” jelas Budiman.

Maka, kata Budiman, setiap 20 hingga 25 tahun sekali, ada waktu yang sangat matang untuk membuat langkah-langkah strategis bagi seorang individu, organisasi atau sebuah bangsa.

Sebab apabila tidak melakukannya maka akan menjadi sebuah jalan kebekuan.

Menurutnya, kalah bukanlah masalah, namun tak pernah melangkah itu yang salah.

Sebelumnya Politisi PDIP Budiman Sudjatmiko mengaku akhiri masa lalu dan tatap masa depan. Hal itu diungkapkan Budiman Sudjatmiko saat bertemu langsung Prabowo Subianto  Senin 18 Juli 2023 seperti dimuat live Facebook Wartakotalive.com.

Dalam pernyataannya, Budiman mengatakan bahwa saat ini demokrasi di Indonesia sudah lebih baik saat membicarakan perbedaan.

Maka kata Budiman, saatnya Indonesia kenang masa lalu sebagai masa lalu dan waktunya tatap masa depan.

Sebelumny, Mantan aktivis 98 Budiman Sudjatmiko menyebut Calon Presiden (capres) Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai sosok yang mampu menangani permasalahan polarisasi politik di Tanah Air. 

Halaman
123

Berita Terkini