Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Michaella Uzurasi
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Ketua DPD REI NTT, Bobby Pitoby mengungkapkan saat ini provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) masih memiliki 90.536 unit rumah backlog.
"Backlog itu artinya orang yang ingin memiliki rumah tetapi kesediaan rumahnya belum ada itu namanya backlog," jelas Bobby dalam Podcast Pos Kupang, Kamis, 8 Juni 2023.
"Nah di NTT sendiri kita masih mempunyai backlog kalau tidak salah angka terakhir itu 90.536 unit rumah masih backlog di NTT. Jadi ini lumayan besar backlognya ditambah lagi dengan RTLH (rumah tidak layak huni) yang ada di NTT saat ini lebih dari 340 ribu unit rumah. Kita merupakan provinsi kedua tertinggi di Indonesia dengan RTLH," kata Bobby Pitoby.
Baca juga: REI NTT Target 150 Unit Rumah Terjual Saat Gelar Expo Breilian
Dijelaskan Bobby, dengan adanya program sejuta rumah dari Presiden Joko Widodo, tahap awalnya sebenarnya pembangunan satu juta unit rumah per tahunnya tetapi saat ini pembangunan yang dilakukan sudah 1.2 juta unit rumah per tahunnya sehingga sudah melampaui target.
"Ini karena di Indonesia backlog perumahan itu masih sangat tinggi. Kita backlog perumahan di seluruh Indonesia masih ada 12.7 juta unit rumah. Itu berarti orang yang mau memiliki rumah tetapi rumahnya tidak ada dan backlog ini bisa diartikan contohnya orang masih kos - kosan, ada juga yang namanya PIM, Pondok Indah Mertua, habis menikah masih tinggal di rumah mertua," kata Bobby.
Baca juga: REI NTT Proyeksi Investasi Sektor Properti Tahun 2023 Naik 10 Persen
"Pemerintah mau supaya setiap keluarga yang ada harus memiliki rumah dan ini merupakan PR besar agar bisa tercapai backlog perumahan itu. Oleh sebab itu pemerintah membuat program sejuta rumah melalui beberapa program pemerintah, ada yang namanya FLPP (Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan). Ini dikhususkan untuk pihak swasta siapa saja. Terus ada satu lagi namanya Tapera (Tabungan Perumahan Rakyat). Nah dua program ini pada dasarnya sama yaitu uang muka yang sangat minim, satu persen sudah bisa masuk rumah dengan bunga cicilan untuk di perbankan itu hanya 5 persen saja sedangkan kita ketahui bahwa KPR," jelasnya.
Menurut Bobby, jika masyarakat mengajukan kredit pembangunan rumah pada Bank BRI misalnya, jika tidak memakai rumah subsidi maka bunganya bisa mencapai 8 sampai 12 persen per tahun. Tetapi dengan adanya program pemerintah rumah subsidi bunganya ditekan hanya lima persen.
Baca juga: REI NTT Akan Kolaborasi Bentuk Dukungan Kepada PLN
Lanjut Bobby, harga rumah subsidi yang ditentukan oleh pemerintah di seluruh Indonesia ada 9 zona. Khusus untuk NTT, NTB dan Bali, masih satu zona dengan Jabodetabek, harga rumah subsidiaries yang ditetapkan oleh pemerintah sebesar Rp168 juta.
"Yang masuk dalam kategori rumah subsidi adalah tipe bangunan tidak boleh lebih dari 36 meter persegi, luas lahan tidak boleh lebih dari 120 meter persegi, dengan mendapatkan fasilitas seperti tadi, uang mukanya satu persen bunganya cuma lima persen per tahun," ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut Bobby mengatakan, saat ini REI NTT sudah beranggotakan 86 perusahaan pengembang yang membangun tidak saja rumah subsidi tetapi juga rumah komersil, ruko dan lain sebagainya.
"Kenapa kita membutuhkan asosiasi untuk perkumpulan developer ini, karena kita adalah merupakan perpanjangan tangan dari pemerintah pusat untuk mensosialisasikan program - program pemerintah pusat," terang Bobby.
REI NTT sendiri saat ini sedang menyelenggarakan BREILIAN Expo 2023 di Lippo Mall Kupang dengan menggandeng Bank BRI dan melibatkan 16 developer di 34 lokasi perumahan yang ada di seluruh NTT.
"Dengan adanya expo ini kita harapkan penyerapan perumahan untuk kebutuhan perumahan itu bisa lebih tinggi dan perekonomian di NTT ini bisa berjalan dengan lebih baik lagi karena kita adalah developer - developer lokal yang akan menjalankan roda perekonomian di NTT ini jika kita berinvestasi dan berusaha dan juga kita merumahkan masyarakat. Itu tujuan utama sebenarnya," tandasnya. (uzu)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS