Timor Leste

Diduga Diselundupkan ke Timor Leste, Beras Bulog Hilang di Pasar NTT

Editor: Agustinus Sape
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anggota Komisi II DPRD NTT bertemu pedagang di Pasar Inpres Naikoten Kota Kupang untuk mengetahui stok sembako. Tampak Anggota DPRD NTT Ir. Ben Isidorus sedang berdialog dengan pedagang di Pasar Inpres Naikoten.

Para distributor di Kupang tidak mengurangi pasokan. Pasokan beras dari distributor sudah memperhitungkan jumlah penduduk di Kota Kupang sebanyak 435.000 jiwa dan NTT umumnya 5,3 juta jiwa.

Padahal, realitasnya di Kota Kupang dan semua kabupaten terjadi kelangkaan beras. Di Adonara, Flores Timur, misalnya, beras dijual dengan harga Rp 750.000 per karung isi 40 kg. Itu berarti 1 kg dihargai Rp 18.750. Jika kondisi ini tidak segera ditangani, harga beras di NTT bisa mencapai Rp 20.000 per kg.

Kondisi tersebut terjadi kemungkinan karena ada penyelundupan beras di perbatasan. Jika tidak melalui jalur utama di Motaain, Wini, atau Motamasin, beras bisa dipasok melalui jalan tikus yang selama ini menjadi jalur mereka.

”Berdasarkan informasi, penyelundupan beras ini sudah berlangsung beberapa waktu lalu. Karena informasi itu, pintu perbatasan Motaain-Timor Leste sempat ditutup beberapa pekan. Tetapi, sekarang sudah dibuka lagi,” kata Nyongki.

Baca juga: Bulog NTT Operasi Pasar Tekan Harga Beras, Pedagang Nakal Ditindak 

Memang sangat sulit mencari beras saat ini.

Anggota Dewan Pengawas Ketahanan Pangan Kota Kupang yang juga Ketua MUI Kota Kupang, Muhammad MS, mengatakan, Bulog perlu menertibkan mitra atau rekanan yang selama ini dipercaya menyalurkan beras Bulog di pasar-pasar. Apakah setiap mitra benar-benar menerima 1 ton beras dari Bulog dan menjual ke masyarakat atau justru pihak lain.

Seusai pertemuan, rombongan meninjau Pasar Naikoten, Kupang. Misbah (45), pedagang di Pasar Naikoten, yang ditemui rombongan DPRD mengatakan, beras Sulawesi sebelumnya dijual seharga Rp 9.500 per kg, sedangkan beras Bulog Rp 10.000 per kg. Namun satu bulan terakhir, beras Bulog hilang di pasaran.

”Memang sangat sulit mencari beras saat ini. Beras Sulawesi kami ambil dari gudang milik Haji Taher di Bolok. Jumlahnya tidak tentu, terserah mau ambil berapa. Beras ini menjadi penolong warga miskin saat ini,” kata Misbah.

Hilang di pasaran

Beras Bulog sudah sekitar satu bulan ini hilang di pasar. Pedagang tidak mendapatkan beras Bulog lagi. Beras yang ada didatangkan dari Sulawesi dan sebagian dari Nusa Tenggara Barat dan Jawa Timur.

Ia mengatakan, minyak goreng subsidi Minyakita juga sudah dua bulan hilang. Pedagang tidak lagi menjual Minyakita.

Ia mengatakan memiliki sisa dua botol. Harganya Rp 14.000 per liter, tetap harga subsidi meski langka. Sementara harga minyak goreng kemasan premium naik dari Rp 24.000 menjadi Rp 26.000 per liter.

Harga cabai keriting yang sebelumnya Rp 80.000 per kg naik menjadi Rp 140.000 per kg. Sementara harga bawang putih dan bawang merah masing-masing Rp 40.000 per kg.

Baca juga: Bulog NTT Operasi Pasar Tekan Harga Beras, Pedagang Nakal Ditindak 

Kepala Bidang Bisnis Bulog Divisi Regional NTT Simon Melkisedek Lakabu mengakui, Bulog kecolongan. Bulog kurang kontrol terhadap sekitar 250 mitra selama ini. Mereka akan segera melakukan evaluasi internal terkait kerja sama dengan mitra di pasar-pasar ini.

Khusus kelangkaan ini, Bulog akan segera melakukan operasi pasar langsung ke masyarakat. ”Jadi, tidak lagi melalui mitra, yakni pedagang di pasar. Soal mitra segera dievaluasi,” kata Melki.

Stok beras Bulog saat ini 2.471 ton dan sedang dalam perjalanan 18.625 ton. Beras premium di tingkat pedagang sebanyak 114 ton. Total stok beras di NTT, termasuk yang sedang dalam perjalanan dan sisa Bulog, mencapai 21.096 ton. Jumlah ini cukup untuk memenuhi kebutuhan tiga bulan ke depan.

(kompas.id/kornelis kewa ama)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Berita Terkini