POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Kristen Sabtu 11 Maret 2023, dengan judul Jangan Sesat Agar Tak Menyesatkan yang Lain , merujuk pada Kitab Markus 9:42-50
Artikel yang ditulis Pdt Eben Nuban Timo ini dikutip dari buku Renungan Harian Suluh Injil Ratapan dan Pengharapan yang diterbitkan Gereja Masehi Injili Timor ( GMIT ).
POS-KUPANG.COM telah mendapat izin dari Pdt Eka Mozes, anggota Tim Penyusun Renungan Harian Suluh Injil edisi Maret dan April 2023.
Simak selengkapnya Renungan Harian Kristen, Sabtu 11 Maret 2023:
Pengantar
Tangan yang suka merusak hidup sesama lebih baik dipotong; kaki yang membawa ke jalan sesat baiknya diamputasi; mata yang suka memandang yang tidak senonoh, dicungkil saja.
Lebih baik hidup dengan anggota tubuh tak lengkap dari pada hidup dengan anggota tubuh lengkap namun tidak bisa dikontrol dan hanya membawa kepada dosa dan kebinasaan.
Apakah maksud Tuhan Yesus dengan perkataan yang keras ini?
Pemahaman Teks
Mari kita memahami bahwa tentu Yesus tidak bermaksud seruan itu dilakukan secara harafiah.
Tuhan Yesus menghendaki semua orang yang mendengar, belajar mengendalikan hidup, mengontrol pikiran, tangan, kaki, mata dan hati.
Ia berbicara tentang perilaku yang menyesatkan diri sendiri dan berdampak menyesatkan orang lain.
Ia mengingatkan bahwa kehadiran orang percaya sebagai teladan bagi sesama, terutama anak-anak di usia dini. Ada dua petunjuk untuk itu.
Pertama, “Hendaklah kamu selalu mempunyai garam dalam dirimu dan selalu hidup berdamai yang seorang kepada yang lain” (50).
Salah satu fungsi garam, yakni mencegah pembusukan. Manusia membutuhkan satu energi sorga, kekuatan langit agar fungsi indrawi, mata, telinga, mulut, lidah dikendalikan untuk hal-hal yang berguna.
Kedua, konteks dari seruan ini adalah pembentukan karakter dan moral anak-anak. Betapa penting peran para orang tua dan kaum dewasa di hadapan anak-anak.
Salah satu prioritas utama kehidupan orang percaya ialah menjadi figur panutan dalam mempraktekkan cara hidup dan ajaran yang benar, bukan menjadi penyesat dan penghasut kehidupan yang buruk dan penuh kebusukan.
Dengan demikian orang dewasa menyatakan diri sebagai garam yang melindungi anak-anak dari bahaya pembusukan mental dan kejahatan yang membawa mereka ke dalam kebinasaan oleh api neraka.
Langkah Iman
Tuhan Yesus menghendaki kita hidup sebagai pribadi dewasa, yang tidak menyesatkan diri sendiri maupun orang lain.
Sebaliknya, Ia menghendaki orang percaya menjadi garam yang pengaruh baiknya dapat dirasakan oleh dunia.
Luangkanlah waktu untuk merenungkan, apakah hidup kita hari kemarin sudah memberi pengaruh baik bagi sesama,
menjadi teladan ataukah menyesatkan.
Kiranya Tuhan Yesus mendapati kita sebagai orang yang patut jadi panutan. Soli Deo Gloria. Amin! (*)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS