Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTT dan Pemerintah Pusat (Pempus) memiliki data yang berbeda mengenai angka stunting di provinsi NTT.
Pemprov NTT mengklaim angka stunting di NTT berada di 17,7 persen hingga tahun 2023. Berbeda dengan versi Pempus lewat Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) yang menempatkan NTT mempunyai angka stunting 35,5 persen.
Saat berkunjung ke Kota Kupang, NTT, Sabtu 4 Maret 2023, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengklarifikasi perbedaan angka itu.
Baca juga: Danrem 161/Wira Sakti Serahkan Paket Bantuan Bagi 38 Anak Stunting di Desa Letkole dan Nefoneut
Dia menjelaskan angka stunting NTT di SSGI hanyalah data sampel atau prediksi garis besar. Kementerian akan menghapus data dari Pempus itu.
"Jadi nanti kita akan hapus kemudian pakai data dari Pemprov NTT yakni 17,7 persen, karena lebih valid dan akurat dan ini juga merupakan kinerja baik dari semua pihak," kata Menkes Budi melanjutkan.
Nantinya angka stunting pada posisi 17,7 persen menjadi data secara provinsi yang digunakan secara nasional. Apalagi data itu, menurut Budi Sadikin, sesuai dengan nama dan alamat.
Budi lalu mengapresiasi kinerja Pemprov NTT hingga tingkat desa dalam penanganan stunting. Penanganan stunting perlu dilakukan secara efektif dan efisien melalui data stunting yang akurat. Dengan itu maka keterjangkauan akan lebih baik.
Dia menambahkan Kementerian Kesehatan RI akan mendukung penanganan stunting dengan membantu memenuhi kebutuhan alat antropometri pada setiap puskesmas dan posyandu.
"Kami terus berupaya memenuhi kebutuhan alat antropometri untuk semua puskesmas dan posyandu sehingga penanganan stunting lebih cepat dan lebih mudah melayani masyarakat," jelasnya.
Baca juga: Kunjungan Menkes RI ke NTT, Janji Siapkan Alat Antropometrikit di 10 Ribu Posyandu
Alat antropometri memiliki fungsi mendeteksi stunting pada anak melalui pengukuran berat badan, panjang dan tinggi badan serta lingkar lengan atas dan kepala. Alat ini membantu analisis stunting sehingga penanganan juga lebih cepat.
Seperti halnya Kabupaten Sumedang Jawa Timur. Budi mengakui daerah itu mempunyai Sistem Informasi Penanganan Stunting Terintegrasi (e-Simpati).
Sistem tersebut data terperinci terkait stunting mengenai nama anak yang stunting, umur, hingga alamat dan posyandu atau puskesmas terdekat.
Baca juga: Menkes Budi Gunadi Sadikin Dorong Putra-putri Daerah Manggarai Barat Jadi Dokter Spesialis
Dari sistem itu juga, kepala daerah maupun dinas terkait bisa ikut memantau untuk penanganan. Budi berharap NTT juga bisa mengembangkan sistem ini untuk digunakan.
Sementara itu Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat menegaskan pentingnya data stunting yang valid agar penanganannya tepat sasaran dan lebih efektif. Akurasi data juga bisa membantu pengawasan dan intervensi program berkelanjutan.
"Jadi kita usahakan untuk terus menurunkan angka stunting. Dalam menangani stunting ini kita butuh kerja keras dan kolaborasi semua pihak serta melakukan pendampingan yang baik. Karena kita membangun sebuah sistem kerja untuk mencetak generasi hebat dan unggul di masa mendatang," ujar Viktor. (fan)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS